Dikritik, Merah Putih: One For All Bukan Film Pertama Perfiki Kreasindo

tim detikcom
|
detikPop
Film animasi Merah Putih: One for All dihujani kritik dari warganet.
Foto: YouTube Historika Film
Jakarta - Penonton Indonesia dibuat bangga oleh film animasi karya Ryan Adriandhy bertajuk Jumbo. Film ini seolah jadi bukti bahwa animator Tanah Air gak kalah kelas dengan Hollywood seperti yang dilakukan China lewat Ne Zha 2.

Hal itu sudah terlanjur menjadi standar bagi penonton, hingga akhirnya muncul film animasi Merah Putih: One For All yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025. Film ini dinilai banyak orang seperti dibuat tanpa persiapan matang.

Buktinya lihat aja trailer dari film garapan Perfiki Kreasindo ini. Pada channel YouTube Historika Film, dilihat pada Jumat (8/8/2025), sinopsis Merah Putih: One For All dijelaskan berpusat pada delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih.

Misi mereka menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan. Tapi drama mulai ketika tiga hari sebelum upacara, benderanya hilang.

Dari situ, mereka memulai petualangan seru yang penuh tantangan: menembus hutan, menyusuri sungai, melawan badai, sambil belajar mengatasi perbedaan demi satu tujuan: mengibarkan bendera di hari bersejarah.

Sayangnya, walaupun mengusung semangat nasionalisme, reaksi warganet ternyata gak semuanya positif. Banyak yang menilai eksekusi cerita dan kualitas teknisnya belum maksimal.

Padahal ini bukanlah film pertama mereka, sebelumnya sudah ada Basement: Jangan Turun ke Bawah, Lantai 4 hingga Ramadhan Pertama Tanpa Ayah.

Tak ayal film ini pun jadi bahan perbincangan para netizen.

"Umm... Didn't we just had Jumbo few months ago?" tulis seorang pengguna X.

Ia juga menambahkan, "Tau sendiri hype-nya kayak apa. Benchmark masyarakat buat menilai kualitas animasi ya pakenya Jumbo. Udah nggak bisa lagi jualan cuma pakai kalimat sakti 'karya anak bangsa'."

Beberapa komentar bahkan cukup pedas, menyebut grafis film ini terlihat terburu-buru dan mirip proyek tugas sekolah. Ada juga yang berharap tim produksi bisa memperbaiki detail teknis sebelum masuk bioskop.

"Maaf bukan maksud gak nasionalis ya, tapi jujur film ini kerasa kayak hasil tugas proyek PPKn anak SMA yang dikerjain seminggu sebelum deadline," tulis seorang netizen di YouTube.

Komentar lain bahkan lebih nyentil, "Saya dengar katanya ini film mau masuk bioskop? Saya rasa ngeliatin kursi bioskop kosong selama dua jam mungkin lebih menghibur daripada nonton ini."

Sejauh ini, pihak rumah produksi belum memberikan komentarnya.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO