Komedi South Park Olok-olok Donald Trump

Menurut Variety, gambar animasi itu bukan cuma menelanjangi secara politik, tapi juga fisik. Dengan teknologi deepfake, Trump ditampilkan nyasar di padang pasir, buka baju sampai telanjang, lalu anu kecilnya bicara.
"Aku Donald J. Trump, dan aku menyetujui pesan ini," katanya dalam iklan parodi ala kampanye patriotik yang jadi penutup episode.
Iklan itu bisa ditonton di situs HeTrumpedUs.com, yang juga menyatakan bahwa kontennya mengandung synthetic media, alias deepfake. Ini semua adalah bagian dari proyek AI milik Trey Parker dan Matt Stone, dua kreator South Park, bernama Deep Voodoo, yang memang khusus bikin parodi deepfake hiper-realistis.
Di panggung Comic-Con, sehari setelah tayangnya episode perdana Season 27 bertajuk Sermon on the Mount itu, Parker dan Stone, buka-bukaan soal reaksi jaringan TV mereka terhadap episode yang nendang semua arah itu.
"Seperti biasa, mereka bilang, 'Kami suka episodenya, tapi...' Lalu bilang, 'Kami bakal blur penisnya.' Dan gue jawab, 'Gak, kalian gak akan blur penisnya,'" kata Parker sambil ngakak di panel Comic-Con, dikutip Variety.
Stone nambahin, "Kita kasih mata ke penis itu."
Parker pun lanjut, "Gue bilang ke jaringan, kalau kita kasih mata, berarti dia karakter, dan kita gak perlu ngeblur. Lalu itu jadi diskusi selama empat hari penuh. Serius. Empat hari ngomongin itu bermata."
Dalam cerita utama South Park, Trump digambarkan menang gugatan hukum terhadap kota South Park, memaksa mereka bikin iklan pro-Trump.
Ada juga adegan di Oval Office di mana Trump terlibat debat sengit dengan Perdana Menteri Kanada, sampai-sampai dia ngancam: "Gue bom aja Kanada, kayak gue bom Irak." "Iran, Irak, apa bedanya sih? Santai aja bro!" teriak Trump.
Episode ini gak cuma provokatif di layar, tapi juga menyindir situasi nyata. Baru-baru ini, Paramount, induk dari Comedy Central, setuju membayar Trump USD 16 juta dolar setelah digugat karena wawancara CBS "60 Minutes" yang katanya diedit, menyesatkan sebelum Pemilu 2024.
Banyak yang melihat ini sebagai bentuk tunduknya Paramount, yang saat ini tengah minta restu untuk merger USD 8,4 miliar dengan Skydance Media.
Awalnya, episode ini dijadwalkan tayang 9 Juli, tapi mundur dua minggu. Trey Parker serta Matt Stone, bahkan sampai ngamuk di media sosial.
"Merger ini kacau dan bikin South Park jadi berantakan," tulis mereka.
Tapi akhirnya, drama deal itu kelar juga. Di hari penayangan episode perdana, diumumkan bahwa Parker dan Stone menandatangani perpanjangan kontrak lima tahun senilai USD 1,5 miliar. Deal-nya termasuk 50 episode baru dan 26 musim sebelumnya tayang di Paramount+ untuk pertama kali.
South Park masih jadi raja satire yang gak kenal takut. Mereka bisa menertawakan agama, politik, seks, bahkan merger perusahaan media besar dalam satu episode. Di tengah dunia TV yang makin hati-hati, keberanian mereka terasa seperti bom nuklir komedi.
Lewat pernyataan resmi ke Variety, juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers, menyerang balik South Park dengan nada sinis.
"Kemunafikan kaum kiri memang gak ada habisnya, bertahun-tahun mereka menghina South Park karena kontennya yang ofensif, sekarang malah dipuji-puji," kata Rogers.
"Sama seperti kreator South Park, kaum kiri gak punya konten orisinal. Makanya makin gak laku."
Dia juga nyinyir soal kualitas acara itu sendiri: "Acara ini udah gak relevan selama 20 tahun. Sekarang cuma ngemis perhatian dengan ide-ide putus asa."
"Trump udah menepati lebih banyak janji dalam 6 bulan dibanding presiden mana pun dalam sejarah. Gak ada acara kelas empat yang bisa ganggu catatan kemenangannya."
(nu2/pig)