Film Eddington: Ketakutan Terburuk di Era Politik Pasca-COVID

Tapi, begitu masuk ke topik sensitif kayak MAGA culture, Trump, dan kekacauan sosial pasca-COVID, suasana jadi lumayan serius.
Budaya MAGA adalah gerakan sosial-politik yang berkembang dari slogan kampanye Donald Trump, yaitu Make America Great Again (MAGA). MAGA culture itu jadi semacam cara pikir, bahkan jadi simbol perlawanan terhadap perubahan sosial dan politik yang mereka anggap merugikan kejayaan Amerika.
Ciri-ciri utama MAGA culture itu nasionalisme kuat, patriotik yang mau mengembalikan Amerika ke masa lalu yang lebih konservatif. Lalu muncul kebijakan keras terhadap imigran, hingga anti-globalisasi dan proteksionis, sebagai kebijakan yang melindungi bisnis dan pekerja Amerika.
Budaya MAGA juga mengedepankan penolakan terhadap gerakan progresif seperti Black Lives Matter, hak LGBTQ+, dan kebijakan hijau. Meski akhirnya sering dikaitkan dengan rasisme, intoleransi, teori konspirasi, dan polarisasi politik. Banyak orang melihatnya sebagai simbol perpecahan masyarakat Amerika.
Tapi, lucunya, Joaquin Phoenix yang awalnya ikut nimbrung dalam obrolan, malah 'lempar bola' semua pertanyaan ke Pedro Pascal!
"Ikut proyek film kayak gini tuh jujur agak ngeri ya. Topiknya berat banget. Aku sendiri ngerasa belum cukup paham buat ngomong banyak. Tapi aku cuma pengen orang-orang bisa aman dan saling jaga. Aku juga pengen ada di sisi sejarah yang benar," ungkap Pedro Pascal kepada Deadline.
Pedro juga nambahin, naskah yang ditulis Ari Aster itu kayak ngebayangin skenario mimpi buruk dari semua rasa takut yang kita rasain pas lockdown dulu. Menurut dia, waktu itu masyarakat udah mulai pecah, dan realita tuh kayak udah gak jelas lagi bentuknya.
"Ada titik di mana semua ini gak bisa balik lagi ke semula. Aku bener-bener takut waktu baca naskahnya, dan ternyata Ari juga ngerasa hal yang sama," kata Pedro.
Sementara itu, Ari Aster sendiri ngaku nulis Eddington pas lagi dilanda rasa takut dan kecemasan.
"Aku ngerasa dunia ini udah kayak gak punya kesepakatan dasar lagi soal realitas. Kita hidup di era hiper-individualisme. Dulu demokrasi liberal tuh punya kekuatan sosial yang menyatukan, sekarang udah gak ada lagi. COVID itu kayak momen di mana semua ikatan itu resmi putus."
Pas ditanya apakah Amerika bisa sampai perang saudara lagi, Ari cuma becanda, "Saya gak bisa bahasa Inggris!"
Tapi ya, di balik candaannya, Ari tetap nunjukin rasa cemas soal kondisi dunia sekarang. Menurut Ari, Eddington adalah gambaran soal apa yang terjadi saat orang-orang yang hidupnya terisolasi akhirnya saling bentrok.
"Kita ini kayak lagi hidup di eksperimen sosial yang gagal. Dulu, bahkan kalau kita debat soal politik, kita masih sepakat soal apa yang lagi kita perdebatkan. Sekarang? Gak jelas!"
"Aku bener-bener lagi nyari harapan sekarang. Satu-satunya cara kayaknya ya, kita harus mulai ngobrol lagi sama satu sama lain," ungkap sutradara penggarap Hereditary, Midsommar dan Beau tersebut.
Jadi, Eddington ini film tentang apa sih?
Sinopsis Eddington ini adalah film bergenre western thriller yang juga dibumbui komedi hitam. Ceritanya tentang Sheriff Joe Cross (Joaquin Phoenix) yang udah tua dan agak sinis, tapi nekat ngelawan wali kota kotanya sendiri, Ted Garcia (Pedro Pascal). Tapi ya, si Sheriff ini jelas kalah kuat secara politik dan sosial, dan akhirnya mulai ngambil tindakan sendiri.
Film ini bakal ngebahas tema berat kayak pandemi COVID-19, kerusuhan sosial, protes Black Lives Matter, dan perpecahan masyarakat di era digital. Tapi dibalut dalam cerita thriller bergaya western yang punya nuansa komedi gelap. Film ini juga menyentil soal bagaimana masyarakat Amerika terpecah dan kehilangan rasa kebersamaan.
Kapan Eddington tayang?
Film ini tayang perdana di Cannes 2025 dan langsung dapet standing ovation selama hampir tujuh menit! Buat publik, Eddington bakal rilis di bioskop mulai 18 Juli 2025.
Eddington, ada trailer-nya?
Udah dong. Teaser-nya rilis bulan April. Di cuplikannya, Joaquin Phoenix keliatan ribut sama demonstran, Pedro Pascal sebagai wali kota kelihatan mencoba jadi pahlawan selama pandemi, Emma Stone bikin video permintaan maaf, dan Austin Butler kayaknya jadi tokoh yang nyulut radikalisme.
Pokoknya, Eddington bukan film western biasa. Ini film yang nekat angkat tema politik dan sosial yang panas banget, tapi tetap dibalut gaya Ari Aster yang khas-gelap, nyeleneh, dan bikin mikir. Siap-siap aja, ini kayaknya bakal jadi film yang banyak dibahas tahun ini.
Siapa aja yang main Eddington?
Joaquin Phoenix jadi Sheriff Joe Cross, Pedro Pascal jadi Wali Kota Ted Garcia. Emma Stone, Austin Butler, Luke Grimes, Deirdre O'Connell, Michael Ward, Clifton Collins Jr., dan Amelie Hoeferle juga ikut meramaikan.
Siapa di balik layar Eddington?
Ari Aster duduk di kursi sutradara sekaligus penulis dan produser. Film ini diproduksi bareng Lars Knudsen lewat bendera produksi mereka, Square Peg. A24 yang mendanai dan mendistribusikan. Darius Khondji menangani sinematografi yang udah pasti visualnya bakal cakep banget!
(nu2/dar)