Awal-awal Syuting, Tom Cruise: Ternyata Gak Semua Orang Bisa Bikin Film

Jakarta - Aktor Tom Cruise mengawali kariernya di dunia seni peran sejak era 80-an. Bintang Mission: Impossible itu berbagi cerita pengalamannya dalam diskusi yang digelar di British Film Institute di London pada akhir pekan kemarin.

Ia masih ingat jelas bagaimana peran besar pertamanya di Taps (1981) yang mengajarinya banyak hal.

"Aku pertama kali syuting itu di Tijuana, bareng Hanson, Curtis Hanson, yang kemudian menyutradarai LA Confidential." kenangnya.

"Lalu aku gabung ke Taps, yang mana kita menghabiskan enam minggu untuk melakukan rehearsal dan juga ada situasi di mana (produser) Stanley Jaffe dan (sutradara) Harold Becker membuat sesuatu (diskusi) yang menentukan perjalanan karierku selanjutnya," tambahnya.

Setelah Taps ia tampil dalam film drama komedi remaja bertajuk Losin'It (1982) yang ternyata tak jauh berbeda. Dinamika di sana hampir sama saja dan mereka sama sekali tak terlalu mementingkan kualitas produksi.

Bahkan Tom Cruise tak merasa berakting dengan baik karena hanya mengikuti keinginan dari sutradara saja.

Penampilan Tom Cruise di film Losin' It. Foto: Dok. Ist

"Apa yang mereka bilang ke aku tentang film itu dan bagaimana hasilnya adalah dua hal yang berbeda," tuturnya.

Pada Losin'It ia berperan sebagai remaja asal Los Angeles yang berkendara menuju Tijuana bersama teman SMA nya untuk mencoba melepas keperjakaan mereka. Perjalanan itu ditemani oleh seorang wanita dewasa (Shelley Long) yang ingin bercerai.

Film ini pada akhirnya gagal secara kritis dan komersial, hanya meraup USD 1,7 juta di box office dengan anggaran USD 7 juta dan hanya mendapatkan rating 18% di Rotten Tomatoes (dan rating sebesar 28% dari penonton di platform yang sama).

Tom Cruise pun menyebutkan momen-momen di awal syuting tersebut sebagai pelajaran berharga.

"Itu adalah pengalaman belajar yang luar biasa karena itu adalah pertama kalinya saya menyadari beberapa orang tidak tahu cara membuat film, dan beberapa orang tidak memiliki tingkat gairah atau komitmen kualitas yang sama," katanya.

"Saya tidak meremehkannya, pengalaman itu sama berharganya dan pentingnya dengan Taps bagi saya. Dan saya kembali dan berkata, 'Oke, apa yang berbeda di kedua lingkungan ini, dan bagaimana saya bisa mempersiapkan diri untuk belajar dan terus berkembang?'" pungkasnya.

(ass/dar)

---