Real! Film Bidaah Terinspirasi Kisah Nyata Produsernya

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Poster kedua drama Bidaah. (Instagram @viumalaysia)
Series Bidaah yang diproduksi di Malaysia viral sampai ke Indonesia. Foto: Poster kedua drama Bidaah. (Instagram @viumalaysia)
Jakarta - Tahu dengan tokoh Walid yang sempat viral dan terus-terusan jadi omongan selama beberapa pekan terakhir? Ya, detikers gak salah ngeh.

Karakter kiai bernama Walid yang selalu mengenakan sorban putih di kepalanya dan berjenggot putih masih jadi omongan Indonesia dan Malaysia. Series-nya emang sih diproduksi di Malaysia namun pemeran utama Walid diperankan oleh pria Indonesia dan juga tayang di layanan streaming Viu.

Teka-teki mengenai karakter Walid dan inspirasi series Bidaah ternyata berasal dari produser yang juga penulis skenarionya, Erma Fatima. Perempuan bernama lengkap Fatimah binti Rahmad Ali yang juga seorang aktris ngaku kisahnya berasal dari pengalaman pribadi. Gimana cerita lengkapnya?

Saat mengisi acara Rumpi: No Secret yang tayang di TRANS TV pada Rabu (30/4), secara blak-blakan Erma Fatima cerita hal tersebut nih detikers.

Kejadian nyatanya berlangsung sekitar 15 tahun yang lalu. Ia ngaku sebagai Baiduri yang juga menjadi tokoh utama dalam series tersebut bersama Walid.

"Pernah waktu 10 atau 15 tahun lalu dimana Baiduri-nya itu saya. Apabila saya melihat keadaan begitu maka kita harus selamatkan anak-anak perempuan yang ada di dalam pesantren tersebut," kata Erma Fatima.

Namun, ceritanya tidak 100% berasal dari pengalaman pribadinya saja. Erma sengaja kasih 'bumbu-bumbu' lainnya yang gak kalah menarik dramanya.

Lewat series Bidaah, ia ingin kasih kritik kepada masyarakat soal penyimpangan di lingkungan agama atau komunitas pesantren.

"Ini kritik terhadap mereka yang jadikan agama sebagai senjata buat keuntungan pribadi," tegas perempuan 56 tahun itu.

Makanya, walaupun dibilang kontroversial dan sempat dicekal beberapa kelompok, Erma santai. Buat dia, ini bukan soal nyerang agama-tapi mengangkat realita yang sering ditutup-tutupi.

"Oh gak pasti saya (dengan detail dialog dalam kejadian nyata). Saya gak lihat keadaaan, yang saya tahu mereka sudah dilakukan seperti itu (santri dinikahi oleh pemimpinnya)," tuturnya.

"Tapi yang cium air kaki itu tidak ada, itu yang lain, campur-campur ya. Ajaran-ajaran sesat yang campur jadinya (cerita dalam serial) Bidaah," sambung Erma Fatima.

Peraih penghargaan Sutradara Terbaik Festival Film Internasional Pyongyang ke-7 lewat film Perempuan Melayu Terakhir itu juga melakukan riset melalui wawancara mereka yang pernah mengalami masuk dalam ajaran sesat berkedok agama dan fenomena lainnya.




(tia/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO