Keberadaan Sutradara No Other Land Belum Jelas Usai Ditangkap Polisi Israel

Apalagi kejadian ini terjadi setelah mereka sedang gencar-gencarnya menyuarakan keadilan untuk warga Palestina lewat film dokumenter bertajuk No Other Land.
Basel Adra, salah satu dari empat sutradara No Other Land yang semuanya berasal dari Israel dan Palestina, mengatakan kepada Guardian ia mengira meningkatnya kekerasan kepada pemukim mungkin merupakan respons terhadap pengakuan internasional yang diraih oleh film dokumenter tersebut.
"Warga Palestina di desa tersebut telah diserang secara fisik oleh para penduduk (Israel) atau yang disebut pemukim hampir setiap hari. Kekerasan pemukim meningkat di sini. Mungkin ini balas dendam atas film tersebut dan Oscar," katanya.
Adra yang menyaksikan serangan di Susya menggambarkan kekerasan tersebut sebagai kejadian yang mengerikan.
"Ada puluhan pemukim bersama dengan tentara Israel dan mereka mengancam kami dengan senjata," katanya.
"Polisi ada di sana sejak awal dan tidak melakukan intervensi. Sementara para tentara mengarahkan senjata mereka ke arah kami, para pemukim mulai menyerang rumah-rumah warga Palestina.
"Hamdan mencoba melindungi keluarganya dan para pemukim menyerangnya. Para tentara mulai menembak ke udara untuk mencegah siapa pun menolong Hamdan. Ia berteriak minta tolong. Mereka membiarkan para pemukim menyerangnya dan kemudian tentara menculiknya."
Sutradara Nasser dari Israel, Yuval Abraham, memposting di X: "Sekelompok pemukim baru saja menghakimi Hamdan Ballal, salah satu sutradara film kami No Other Land. Mereka memukulinya dan dia mengalami luka di kepala serta perutnya berdarah. Tentara menyerbu ambulans yang dia panggil, dan membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak saat itu."
Kemenangan No Other Land di Oscar kemarin menjadi nafas baru untuk perjuangan Palestina. Hal ini langsung disambut negatif oleh pihak Israel yang bahkan secara terang-terangan menyebutkan bahwa momen tersebut adalah hari paling menyedihkan dalam sejarah sinema.
(ass/pus)