Dirut PFN Sebelum Ifan Seventeen

Pada 2016 hingga 2019, Mohamad Abduh Aziz menjabat dirut di sana. Abduh Aziz meninggal dunia pada 2019 saat menjabat. Dia meninggal setelah mengalami serangan jantung.
Abduh Aziz di dunia perfilman dikenal sebagai sosok yang aktif. Dia sudah lama berkecimpung di industri, memproduksi berbagai film pendek, hingga dokumenter. Dia juga tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus di Koalisi Seni Indonesia.
Pada 1997, Abduh berkolaborasi sama Garin Nugroho bikin Daun di Atas Bantal. Dia juga bikin Impian Kemarau, Working Girl hingga Sebelum Pagi Terulang Kembali.
Panitia Mengenang Abduh lalu mengabadikan karya-karyanya lewat buku Film dan Kebudayaan: Esai-Esai M. Abduh Aziz yang rilis tepat dengan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta. Buku tersebut merupakan kumpulan tulisan Abduh, pemikiran hingga gagasan terkait kebudayaan, khususnya film.
Mengutip laman koalisiseni.or.id, pria lulusan Jurusan Sejarah Universitas Indonesia itu juga seorang kritikus film dan kerap menjadi narasumber dalam berbagai lokakarya pengembangan film.
Sejumlah kompetisi film yang diadakan oleh badan perfilman swasta maupun pemerintah telah mempercayai Abduh sebagai anggota Dewan Juri.
Abduh juga merupakan anggota Dewan Kesenian Jakarta (2006-2012) dan anggota Masyarakat Film Indonesia. Pada 2011, dia berperan sebagai Ketua Panitia Festival Film Indonesia (FFI).
Kemudian pada 2016, Abduh diangkat menjadi Direktur Utama Perum PFN. Melalui posisinya di dalam BUMN tersebut, Abduh berupaya melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam ekosistem perfilman nasional sebagai bagian dari ekosistem seni dan kebudayaan di Indonesia.
Nama Mohamad Abduh Aziz juga tercatat sebagai produser dalam film Kuambil Lagi Hatiku yang dirilis pada Maret 2019. Sebuah karya yang dibuat PFN usai lebih dari dua dekade gak memproduksi film.
"Pertama, tidak hanya publik secara luas, tetapi di orang-orang film itu juga jadi kegembiraan tersendiri. Biar bagaimana pun kan PFN ikon dalam perkembangan film nasional," kata Abduh kepada detikFinance April 2019.
"Dengan wajah baru PFN ini, kita berharap bahwa apa yang kita lakukan kemarin itu menjadi kickoff, berproduksi lagi, kita muncul lagi di masyarakat, dan kita harap ke depan jadi bisa lebih memainkan peran lebih besar," tuturnya.
Film yang dibintangi oleh Lala Karmela hingga Cut Mini itu cukup sukses. Kuambil Lagi Hatiku mengisahkan tentang Sinta dan Vikash yang tengah menghitung hari menggelar pernikahan di India.
Tapi Sinta dikejutkan oleh ibunya, Widhi Malthora yang tiba-tiba menghilang. Setelah mencari, Sinta akhirnya mendapat jawaban ibunya kembali ke Indonesia. Sinta pun menunda pernikahan itu, lalu mengikuti jejak sang ibu. Di Indonesia, Sinta menemukan rahasia kelam ibunya, sebuah kenyataan yang bakal mengubah hidup selamanya.
Film yang ditulis Arief Ash Siddiq, Rino Sarjono dan Salman Aristo itu mendapat rating 8,3 dari 10 di IMDB.
Baca juga: Lagu Ifan Seventeen Buat Prabowo |
Posisi Abduh Aziz digantikan oleh Judith J Dipodiputro, seorang profesional yang mengawali karier di media penyiaran. Di pemerintahan, dia pernah menduduki jabatan Staf Khusus Menteri BUMN, hingga Tenaga Ahli Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Posisinya lalu digantikan oleh Dwi Heriyanto, sebelumnya menjabat sebagai VP Human Capital Strategic Management Telkom Indonesia. Pemilihan Dwi selaras dengan visi Menteri BUMN Erick Thohir yang berencana mengubah bisnis inti PFN yang memproduksi, menjadi lembaga pembiayaan film seperti di Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
"Kami berpikir mengenai PFN ini, daripada bikin film sekarang industri film sedang berat, kenapa PFN ini tidak menjadi lembaga pembiayaan buat film? Contohnya di Korea ada, di AS ada, dan lain-lain," ujar Erick Thohir dalam acara Konvensi Nasional Media Massa Hari Pers Nasional (HPN) 2021, Senin (8/2) seperti dilansir CNN Indonesia.
(nu2/dar)