Sony Nyerah Garap Film Marvel Lagi?

Tanpa pengumuman resmi, langkah ini makin memperkuat dugaan kalau Sony's Spider-Man Universe (SSU) resmi tamat.
Awalnya, Sony pede banget bisa membangun semesta villain Spider-Man tanpa perlu sang manusia laba-laba. Apalagi, mereka punya modal sukses dari trilogi Spider-Man versi Tobey Maguire dan Andrew Garfield.
Percobaan pertama mereka, Venom (2018) yang dibintangi Tom Hardy, sukses besar. Sekuelnya, Venom: Let There Be Carnage (2021) juga menghasilkan cuan. Tapi setelah itu? Bencana seperti datang bertubi-tubi.
Semuanya mulai berantakan sejak Morbius (2022) yang lebih dikenal sebagai meme daripada film superhero beneran. Lanjut ke 2024, Sony berencana ngegas dengan tiga film.
Madame Web yang dibintangi Dakota Johnson dan Sydney Sweeney malah gagal total. Venom: The Last Dance masih lumayan dengan pendapatan USD 479 juta, meski tetap dihantam ulasan negatif.
Harapan terakhir Sony ada di Kraven the Hunter, tapi hasilnya justru lebih parah dari Morbius.
Dengan modal sekitar USD 110-130 juta atau Rp 1,79 triliun hingga Rp 2,1 triliun, Kraven the Hunter cuma dapat USD 61,5 juta atau lebih dari Rp 1 triliun di seluruh dunia. Kritikus dan penonton kompak bilang filmnya gak layak tonton.
Aaron Taylor-Johnson, pemeran Kraven, sempat optimis karena menurutnya film ini lebih membumi dibanding film superhero lainnya.
"Aku gak akan menerima peran ini kalau gak ada sesuatu yang bisa dihidupkan dalam karakter ini," katanya.
Baca juga: Kraven The Hunter: Film Superhero yang Malas |
Setelah kegagalan demi kegagalan, Sony mulai menarik diri. Selain membatalkan proyek Marvel yang tadinya mau rilis 2025, mereka juga lebih dulu membatalkan El Muerto (yang awalnya bakal dibintangi Bad Bunny) dan Hypno Hustler (yang sempat melibatkan Donald Glover).
Sekarang pertanyaannya: Apakah Sony bakal menyerahkan Spider-Man sepenuhnya ke Marvel Studios? Atau mereka bakal coba strategi baru?
(dar/pus)