Nasib Stuntman Hollywood di Ujung Tanduk

Adegan berbahaya dalam sebuah film menjadi salah satu daya tarik utama bagi penikmat film laga. Namun, baru-baru ini muncul wacana untuk menggantikan adegan-adegan tersebut dengan teknologi CGI dan AI.
Wacana ini mencuat setelah terjadi beberapa kecelakaan yang melibatkan aktor dan stuntman. Salah satu contohnya adalah insiden di Toronto beberapa waktu lalu, ketika seorang koordinator efek spesial untuk serial televisi Titans meninggal dunia saat sedang menyiapkan efek spesial untuk keperluan syuting.
Pada Juli 2017, John Bernecker, seorang stuntman di serial The Walking Dead, meninggal dunia akibat cedera parah di kepala yang terjadi karena kesalahan saat melakukan adegan jatuh. Ia tidak mendarat di atas matras seperti seharusnya.
Beberapa bulan kemudian, Joi Harris, seorang stuntwoman di film Deadpool 2, juga meninggal dunia setelah kehilangan kendali atas sepeda motor yang dikendarainya dan menabrak kaca. Dalam adegan tersebut, ia diharuskan untuk tidak mengenakan helm, yang menjadi salah satu penyebab utama kematiannya.
Lantas, bagaimana pandangan para pelaku industri terhadap adegan berbahaya ini?
Ray Rodriguez, manajer kontrak dari SAG-AFTRA, serikat pekerja untuk industri televisi, film, dan radio, mengungkapkan bahwa populasi stuntman profesional saat ini semakin berkurang.
"Ada banyak permintaan untuk stuntman, dan hal itu menyebabkan peningkatan jumlah mereka secara keseluruhan. Namun, saya juga melihat bahwa jumlah stuntman yang benar-benar berkualitas dan berpengalaman semakin menurun karena tingginya permintaan produksi saat ini. Karena itu, kita harus sangat cermat memeriksa resume koordinator stunt yang akan kita pekerjakan di lokasi syuting," ujarnya seperti dilansir dari The Guardian.