Kenangan Tahun Ini

10 Film Terbaik Tahun Ini Versi detikpop

tim detikcom
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film The Paradise of Thorns.
Cuplikan adegan dalam film The Paradise of Thorns. Dok. GDH 559

6. Inside Out 2

Cuplikan adegan dalam film animasi Inside Out 2.Cuplikan adegan dalam film animasi Inside Out 2. Foto: Dok. Pixar

Dari semua film Pixar, Inside Out sepertinya yang paling mudah dieksplor karena manusia selalu berkembang. Tapi di saat yang bersamaan, Inside Out adalah film Pixar yang lumayan tricky untuk dibuatkan sekuelnya karena kompleksnya emosi manusia.

Film pertamanya berhasil melakukan itu dengan mudah karena kita hanya memiliki lima emosi besar. Kekhawatiran ini ternyata terbukti dalam Inside Out 2 dengan hadirnya empat emosi baru. Selain Anxiety, tidak ada emosi lain yang mendapatkan eksplorasi lebih. Sementara itu emosi yang lebih universal dirasakan oleh semua remaja di seluruh dunia, Love atau Lust, malah absen.

Penulis skrip Meg LeFauve dan Dave Holstein berusaha keras untuk memberikan semua karakter panggung. Tapi hasil akhirnya agak tidak berimbang. Film ini berusaha membahas banyak hal tapi hasil akhirnya kurang sekuat film pertamanya.

Tentu saja sebagai film Pixar Inside Out 2 masih berhasil memberikan momen yang indah, lengkap dengan klimaks yang memuaskan, tapi secara emosi film ini tidak bisa disandingkan dengan film pertamanya.

Sebagai sebuah animasi, tentu saja Inside Out 2 adalah sebuah persembahan terbaik. Pixar tidak pernah gagal dalam mempresentasikan audio visual yang memanjakan mata dan telinga. Gambarnya begitu terang benderang (yang agak begitu kontras dengan kontennya yang lumayan serius) sementara pengisi suaranya memberikan penampilan terbaik

7. The Shadow Strays

Cuplikan adegan dalam film The Shadow Strays.Cuplikan adegan dalam film The Shadow Strays. Foto: Dok. Netflix

The Shadow Strays menjadi salah satu film yang dinantikan penonton pecinta adegan aksi hingga slasher. Banyak sekali adegan penuh darah yang ditampilkan oleh Timo Tjahjanto dalam durasi 143 menit.

Film ini menjadi salah satu bukti bagaimana Timo berhasil menemukan berlian di antara para aktor-aktor Tanah Air. Aurora Ribero yang lebih sering tampil di web series dan film-film drama tersebut diubahnya menjadi seorang mesin pembunuh dengan aura yang cukup menakutkan untuk didekati.

Akting memukau juga ditampilkan oleh Kristo Immanuel yang berperan sebagai Jeki. Ia menjadi ice breaker di dalam film tersebut untuk sedikit meredakan ketegangan di sana dan membawa warna lainnya yang membuat kita terhibur.

Namun Timo Tjahjanto tidak puas dengan aksi, dan salah satu aset terbesarnya sebagai sutradara aksi dan horor adalah kemampuan untuk berinvestasi dalam menciptakan karakter yang sangat disukai, memiliki kekurangan, karismatik, menyenangkan, dan jahat. Kekuatannya adalah menanamkan karakter dua dimensi dengan motivasi yang kompleks, emosi yang dalam, dan humor, serta memilih aktor terbaik untuk mewujudkan karakter tersebut.

Ada drama kemanusiaan yang nyata di balik adegan penuh kekerasan tersebut, yang membuatnya menjadi sangat relate dan menghibur untuk para penonton yang menyaksikannya

8. The Paradise of Thorns

Cuplikan adegan dalam film The Paradise of Thorns.Cuplikan adegan dalam film The Paradise of Thorns. Foto: Dok. GDH 559

Thailand sepertinya sedang nge-gas dengan film-film berkualitas di tahun ini. Setelah membuka dengan Not Friends lalu membuat penonton nangis di How To Make Millions Before Grandma Dies kini mereka menutup 2024 dengan film dengan target lebih niche yakni The Paradise of Thorns.

Setiap jengkal film ini menawarkan konflik yang tak berkesudahan. Ketika kamu berfikir bahwa sudah tidak ada lagi yang bisa membuat layar bergetar, Naruebet Kuno menampilkan kejutan lagi yang akan membuat penonton mana pun melongo.

Mudah bagi penonton awam untuk menilai The Paradise of Thorns seperti sinetron. Asumsi ini tidak keliru. Banyak aspek dalam film ini yang terasa seperti soap opera: karakter yang saling tusuk menusuk, gaya akting yang agak berlebihan, belum lagi musik yang menggebu-gebu; memaksa semua penonton untuk merasakan pertikaian yang ada.

Yang juga menarik untuk dicatat adalah semua orang yang ada di layar paham dengan jenis film apa yang sedang mereka buat. Tidak ada satu pun dari aktor yang ada di film ini seperti salah film. Mereka semua rata bagusnya. Jeff Satur, meskipun agak kurang meyakinkan sebagai petani durian karena dandanannya lebih seperti artis film yang sedang tamasya, tahu bagaimana cara menguras emosi.

9. The Wild Robot

(from back center) Roz (Lupita N'yongo), and Brightbill (Kit Connor) in DreamWorks Animation's Wild Robot, directed by Chris Sanders.(from back center) Roz (Lupita N'yongo), and Brightbill (Kit Connor) in DreamWorks Animation's Wild Robot, directed by Chris Sanders. Foto: DreamWorks

The Wild Robot serupa fabel yang manis karena menyuguhkan banyak nilai-nilai moral universal. Film animasi yang diadaptasi dari novel karya Peter Brown ini bercerita tanpa nada menggurui. Ceritanya dituturkan dengan mengalir dan asyik.

Materi bumbu komedi dalam The Wild Robot sangat fresh. Tak terkesan garing atau jayus. Saya dibuat tertawa dengan adegan anak-anak tikus yang pura-pura mati karena melihat pemangsanya. Belum lagi jokes tentang parenting yang bisa-bisanya keluar dari induk tikus.

Kualitas animasi The Wild Robot juga sangat ciamik. Gambarnya tajam, jernih dan indah seperti lukisan seorang maestro. Gerakan tokoh-tokoh animasi terasa nyata dan halus sekali.

Maka tak ada alasan untuk tidak menonton The Wild Robot bersama keluargamu. Apalagi di tengah dunia yang masih diwarnai kecamuk perang, The Wild Robot makin relevan untuk ditonton. Film animasi ini seperti pesan pengingat bahwa kebaikan tetap harus terus disemai. Tak peduli betapa kacaunya dunia.

10. Anora

AnoraCuplikan adegan di film Anora Foto: dok film Anora

Anora menawarkan kamu cerita Cinderella, dari kehidupan malam menjadi kaya raya. Dia menemukan pangeran tampan, Vanya yang merupakan putra dari oligarki Rusia. Vanya mempekerjakan Anora buat jadi pacarnya selama satu minggu dengan imbalan USD 15 ribu. Sebuah kesepakatan bagus yang bikin Anora menghabiskan waktu bersama Vanya dan teman-temannya.

Mikey Madison yang memerankan Anora memang patut diacungi jempol. Dia boleh dibilang cukup anyar di layar Hollywood. Peran kecilnya yang lumayan membekas saat muncul dalam film Quentin Tarantino, Once Upon a Time... in Hollywood.

Tapi di sini, Mikey Madison memberikan penampilan yang layak mendapat tepuk tangan. Kamu bakal dibuat hanyut dalam perasaan Anora, mempercayainya dan pada tahap apa pun dia gak menampilkan hati yang keras dan sinis.

Anora tahu di mana tempatnya, meski pun tersenyum, dia masih meyakinkan kamu buat mengerti isi hati sebenarnya. Apa yang terjadi selanjutnya adalah ketidaksetiaan dari Vanya yang mengerikan. Intinya, Vanya gak lebih sombong dari pria lain yang datang ke kamar pribadi Anora. Bedanya cuma dia muda, ganteng, kaya banget dan mau menikahinya.

Sean Baker, sang sutradara memang punya obsesi mengangkat cerita tentang pelacur. Dia mengeksploitasi kehidupan itu, terutama dalam Anora yang punya cerita lugas dan berotot.



Simak Video "Video 'Jurassic World: Rebirth', Mimpi Scarlett Johansson yang Jadi Nyata"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/tia)



TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO