Film Horor Budget Rp 12 Juta Digadang Jadi yang Terbaik Tahun Ini

Seperti yang terjadi pada Milk & Serial, karya Curry Barker, yang ditayangkan secara gratis di YouTube.
Film berdurasi 62 menit itu menjadi viral di sana setelah dirilis pada 8 Agustus. Plotnya sederhana, mereka menampilkan beberapa orang YouTubers yang di-prank dan mendapatkan serangkaian kejadian yang berakhir parah.
Baca juga: Inikah Film Horor dengan Adegan Terburuk? |
Hingga berita ini diturunkan film tersebut sudah disaksikan sebanyak 405 ribu dan mendapatkan 21 ribu likes. Curry Barker sebenarnya tak sendiri, ia juga mengajak Cooper Tomlinson juga merupakan produser dan aktor film tersebut. Hanya dalam waktu kurang dari tiga minggu di platform ini, Milk & Serial telah mengumpulkan lebih dari 388.000 penayangan di YouTube.
Yang lebih luar biasa lagi adalah kenyataan bahwa film horor tersebut dibuat hanya dengan biaya $800 atau sekitar Rp 12 jutaan. Tomlinson dan Barker mengajak teman-teman mereka untuk tampil di film tersebut pada akhir pekan, dalam syuting selama empat bulan yang jadwalnya bervariasi berdasarkan waktu senggang mereka.
![]() |
Sebelum tayang, film ini juga sudah mendatangkan untung karena mereka menjual kembali kamera yang dipakai dengan harga yang lebih mahal dan mendapatkan cuan mencapai USD 100 atau sekitar Rp 1,5 juta.
Setelah memposting film itu, mereka pun mendapatkan lebih banyak uang karena penghasilan melalui pendapatan iklan YouTube. Sebenarnya Barker juga telah mendapatkan distributor yang mau menerima Milk & Serial, tapi karena ada dokumen yang tak terduga, dia memilih untuk merilisnya di platform tersebut yang dianggap sebagai rumah terbaik.
Fenomena microbudget juga terjadi pada Winnie the Pooh: Blood and Honey yang meraup pendapatan mencapao USD 7,7 juta atau senilai Rp 118 miliar di mana biaya yang mereka keluarkan hanya $50ribu atau sebesar Rp 770 juta. Hal serupa juga terjadi pada Terrifier 2 yang mendatangkan cuan mencapai USD15 juta atau sebesar Rp 231 miliar (dari budget Rp 3,8 miliar).
Kesuksesan besar Milk & Serial menempatkannya pada posisi yang menarik di masa depan. Karena film tersebut masih tersedia di YouTube, kecil kemungkinan film tersebut akan dirilis di bioskop di masa mendatang.
Baca juga: Restu Bibi May untuk Tom Holland dan Zendaya |
Fakta bahwa Barker terbuka terhadap konsep distribusi, dapat dianggap sebagai indikator bahwa pembuat film tersebut terbuka terhadap hal-hal yang lebih besar untuk franchise tersebut. Kemungkinan besar, potensi ekspansi ini akan berbentuk sekuel Milk & Serial yang bisa memperluas cerita film pertamanya secara signifikan.
Meski jalannya cukup sulit, film tersebut memiliki potensi besar untuk dirilis di bioskop sebagaimana yang terjadi pada Terrifier dari Damien Leone. Bahkan seri tersebut cukup laris hingga dibuat sampai tiga film.
Namun di atas semuanya, terlihat jelas bahwa genre horor masih menjadi hal seksi dan potensial untuk dieksplore lebih jauh lagi di berbagai platform. Mungkin di antara genre lainnya, horor lebih mudah dieksekusi dan memberikan ruang lebih luas untuk sineas bereksperimen serta bercerita.
(ass/dar)