Blake Lively dan Film Paling Tak Laku Sepanjang Sejarah

Buah manis tersebut didapatnya setelah melalui beragam jalan terjal dan berliku di sepanjang kariernya di Hollywood.
Salah satu yang paling diingat tentunya pada 2020 di mana ia diberitakan karena mencetak sebuah blunder usai tampil di dalam film thriller bertajuk The Rhythm Section, yang diadaptasi dari novel karya Mark Burnell.
Baca juga: Restu Bibi May untuk Tom Holland dan Zendaya |
Bersama Paramount Studio, mereka merasakan kegagalan dan mencetak sejarah pahit sebagai film terburuk.
Buruknya film tersebut sudah dirasakan sejak mereka menyelesaikan syuting pada 2018 dan mulai memasuki proses editing. Ada serangkaian hal tak beres di proses tersebut hingga akhirnya ditayangkan perdana pada akhir tahun tersebut. Hasilnya, semua penonton sepakat jika film ini adalah sebuah tontonan yang mengerikan secara sinematografi.
Melihat hasil tersebut, Paramount pun memutuskan untuk mengurangi biaya promo film tersebut hingga cukup besar dan memundurkan jadwal tayangnya dari Februari 2019 menjadi Januari 2020 dengan harapan ada perbaikan yang bisa dilakukan oleh sutradara Reed Morano.
Sayangnya tak ada yang diperbaiki dan The Rhytm Section pun ditayangkan pada 31 Januari 2020 berbarengan dengan Gretel & Hansel. Hari pertama mereka hanya mampu mendatangkan $1,2 juta atau sekitar Rp 18,5 miliar. Pada minggu pertamanya mereka hanya mampu mencetak pendapatan sebanyak $2,8 juta atau senilai Rp 43,3 miliar.
Pendapatan ini pun menjadi rekor baru dalam sejarah perfilman dunia sebagai film dengan perolehan paling rendah yang diputar di 3000 bioskop di pekan pertamanya.
![]() |
Tentunya melihat banyaknya kursi-kursi kosong membuat pihak bioskop memilih untuk menurunkan film tersebut dan tak menayangkannya kembali yang mana berakibat penarikan dari 2955 atau hanya menyisakan 45 bioskop saja yang masih menayangkan film tersebut di pekan keduanya.
Total pendapatan yang didapatkan oleh The Rhytm Section hanya mencapai $6 juta atau sekitar Rp 92,8 miliar, sementara biaya produksi yang dikeluarkan oleh mereka mencapai $50 juta atau sebesar Rp 773 miliar. Kegagalan ini menjadi salah satu blunder terbesar dari Paramount Pictures dan juga membuat Blake Lively cukup kena mental.
Ia pun memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia akting hingga akhirnya mulai kembali pada tahun ini dengan mengisi suara di IF dan juga menjadi cameo di Deadpool & Wolverine.
Blake Lively pun belajar dari kesalahannya dan mengatur finansial proyeknya yakni It Ends With Us dengan sangat baik, terbukti film itu mendatangkan cuan yang sangat besar dan telah berhasil meraup pendapatan $242 juta atau senilai Rp 3,7 triliun di pekan keduanya.
Jumlah ini pun masih terus bertambah dan berpotensi menjadi 10 kali lipat dari biaya produksi mereka yang hanya mencapai $25 juta atau sebesar Rp 386 miliar.
(ass/dar)