Perkembangan genre superhero saat ini tak jauh dari pengaruh atas karya Tim Burton yakni Batman (1989) yang menjadi pakem pada hampir seluruh film-film bernada serupa. Ia seolah membuat pola yang akhirnya mempengaruhi evolusi dunia superhero tak hanya di dalam DCEU, tapi juga Marvel.
Namun, hingga saat ini ia tak lagi melanjutkan film tersebut dan total hanya dua film saja yang sempat dibuatnya dari kisah Pangeran Gotham itu. Dalam wawancara bersama Variety, ia mengaku sudah tak tertarik lagi menggarap film superhero. Ada apa?
"Ya kayak yang aku bilang, aku muncul dengan sudut pandang yang berbeda. Jadi aku sih nggak pernah bilang nggak untuk apa pun. Tapi saat ini, itu (film superhero) bukanlah sesuatu yang bikin aku tertarik," tuturnya.
Tren kembali ke superhero sebenarnya sudah dilakukan oleh Sam Raimi yang sempat meraup sukses lewat Spider-Man bersama Tobey Maguire dan Kirsten Dunst pada awal 2000-an, lalu melanjutkan ke Doctor Strange in the Multiverse of Madness bersama Benedict Cumberbatch dan Elizabeth Olsen pada 2022. Tapi hal ini tak membuat Tim Burton berminat untuk melakoninya.
Sutradara berusia 66 tahun itu menunjukkan perubahan zaman membuat dirinya tak lagi seleluasa dulu. Ia pun menerangkan bahwa lingkungan di mana ia membuat Batman sangat berbeda dari lanskap studio film superhero saat ini.
Sebelum Batman, film superhero DC terbesar adalah Superman pada 1978, dan Burton menggantikan film Americana yang penuh elegi itu dengan pemberantasan kejahatan yang penuh kekerasan dengan latar estetika Gotik yang diilhami oleh Ekspresionisme Jerman - pengaruh yang juga meresap ke sebagian besar filmnya yang lain.
Ekspresi artistik yang unik seperti itu jauh lebih sulit dicapai dalam film-film franchise saat ini, karena studio-studio lebih tertarik untuk menjaga konsistensi merek mereka dibandingkan eksperimen unik dengan mengedepankan estetika yang kerap dibawa Tim Burton.
Baca juga: Banjir Hujatan, The Crow Akan Dibuat Sekuel |
"Aku cukup beruntung saat itu karena kata 'franchise' masih belum ada. Jadi Batman itu kayaknya sebuah eksperimental saat itu. Itu menyimpang dari persepsi (tentang film superhero). Jadi Anda tidak mendengar tanggapan studio semacam itu, dan karena berada di Inggris, tanggapan itu pasti dihapus. Kami benar-benar hanya harus fokus pada filmnya dan tidak terlalu memikirkan hal-hal yang sekarang mereka pikirkan bahkan sebelum Anda melakukannya (syuting)," pungkasnya.
Batman garapan Tim Burton menjadi pembuka bagi kisah superhero dari Gotham tersebut di Warner Bros. Film yang dibintangi Jack Nicholson, Michael Keaton hingga Kim Basinger tersebut meraup untung besar mencapai hampir 10 kali lipat dari biaya produksi atau sebesar USD 411,6 juta (Rp 6,3 triliun).
Simak Video "Video Vanessa Kirby soal Fantastic Four: Ajarkan Semua Mungkin Bagi Wanita"
(ass/pus)