James Gunn Coba Hindari Cara Marvel di DCU

Ada banyak sekali strategi yang dilakukan oleh Marvel dan sudah bukan rahasia lagi jika mereka sangat mengandalkan proses pasca-produksi untuk film-film mereka, khususnya dengan jadwal yang mendekati penayangannya.
Metode ini membuat mereka sering kali melakukan banyak pengambilan gambar ulang (reshoot) dan dilakukan dalam beberapa bulan dan terkadang berminggu-minggu sebelum sebuah film diputar di bioskop.
Seperti yang terjadi pada Doctor Strange in the Multiverse of Madness di mana mereka baru mengambil adegan beberapa cameo beberapa bulan sebelum film itu tayang.
"(Dulu) syuting ulang adalah hal yang buruk. 'Oh, film ini sedang disyuting ulang, pasti ada masalah.' (Padahal) syuting ulang adalah kunci dari film kami, dimulai dengan Iron Man 1...' Kami adalah pembuat film yang cerdas di Marvel, namun kami tidak jenius, dan cara terbaik untuk memberikan catatan pada sebuah film adalah dengan menonton filmnya dan kami menontonnya dan kami berkata, 'Oh ya. Tidak, (adegan) itu tidak benar.' Dan sekarang (kami) memiliki sistem yang cukup tepat dan efisien," papar bos Marvel, Kevin Feige.
Hal ini pun berimbas pada pembengkakkan biaya produksi seperti yang terjadi di Captain America: Brave New World yang dikabarkan sudah melebihi $ 300 juta atau senilai Rp 4,7 triliun. Cara tersebut pun tak selalu berhasil, seperti The Marvels yang melakukan cukup banyak reshoot namun tetap gagal juga di bioskop.
James Gunn pun memilih hal berbeda untuk proyek Superman yang baru kelar syuting. Lewat media sosialnya, ia mengatakan jika tak mau mengikuti cara tersebut. Ia mengaku sangat percaya diri dengan hasilnya karena bekerjasama dengan orang-orang yang dipercaya untuk bisa menghasilkan karya terbaik.
"(Saya) tidak mulai syuting sampai saya memiliki naskah yang sudah selesai dan seluruh tim saya menyukai (naskah itu). Saya memilih aktor dan kepala departemen yang saya tahu bisa melakukan pekerjaan mereka. Memilih tim dengan orang-orang yang senang akan tantangan dan bukan hanya 'Ya Pak!' saja. Setiap hari pun saya selalu bertanya - apakah ada ketidaksempurnaan kecil dalam naskah atau apa yang kami rekam yang mungkin terasa seperti ketidaksempurnaan besar ketika kami memotong filmnya bersama-sama?" ungkapnya.
Hal ini pun membuat mereka terhindar dari masalah yang tengah menimpa Marvel, yakni proyek Blade milik Mahershala Ali, di mana mereka sudah memilih castnya namun belum bisa mulai syuting karena ada pergantian beberapa sutradara akibat ketidaksamaan visi dari film itu.
Selain itu ada pula masalah biaya yang membuat DCEU tak mampu untuk mengikuti metode tersebut. Warner Bros sendiri masih cukup struggle secara finansial dan reshoot tentunya membutuhkan biaya besar yang lebih bijak digunakan untuk membiayai proyek kecil yang berpotensi mendatangkan cuan dibandingkan hanya dihabiskan untuk sebuah proyek saja.
Cukup menyenangkan menanti bagi film-film superhero ketika Marvel Studios berupaya untuk kembali ke jalur yang benar setelah beberapa kesalahan, belajar dari kesalahan masa lalu, sementara DC membuka jalan baru.
Pendekatan yang berbeda ini pada akhirnya akan membantu kedua studio karena mereka harus berhasil agar genre superhero secara keseluruhan dapat terus berkembang, namun bagi DC, tidak mengandalkan pasca-produksi akan memicu optimisme.
(ass/dar)