Pertaruhan dan Perjuangan Berat Hanung Bramantyo Bikin Tuhan Izinkan Aku Berdosa

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa.
Cuplikan adegan di film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Dok. MVP Pictures
Jakarta - Film drama bertajuk Tuhan, Izinkan Aku Berdosa menjadi salah satu yang tengah ramai dibahas di media sosial. Diangkat dari novel kontroversial pada 2003 karya Muhiddin M Dahlan, film yang dibintangi Aghniny Haque itu tentunya masih membawa bekas-bekas ketakutan dari karya aslinya.

Hanung Bramantyo selaku sutradara pun berbagi cerita tentang proses yang terjadi hingga ia akhirnya menggarap kisah tersebut. Ia mengingat jika perkenalannya dengan novel tersebut terjadi pada 2010, beberapa tahun setelah dirilis dan era di mana buku itu mulai ramai diperbincangkan.

"Saya membaca novel itu tahun 2010 kayaknya, waktu itu novel itu sangat heboh sekali di kalangan komunitas Islam dan kemudian karena itu muncul dari kisah nyata dan sebuah lembaga Islam makanya saya membacanya karena tertarik dengan perdebatan itu. Ya sekali lagi kisah nyata, itu menjadi memoar untuk mengungkapkan perasaan dan pengakuan si korban, ya saya syok sekali waktu baca," ujarnya.

Sayangnya kala itu belum muncul hasrat untuk mengalihwahanakannya menjadi sebuah film karena berbagai alasan dan juga persekusi yang ramai terhadap novel tersebut.

Beberapa tahun berselang muncul kembali momen yang membuatnya bersua dengan novel tersebut. Hal itu terjadi pada saat krisis COVID-19 di mana berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat, bahkan soal beribadah. Munculnya aturan baru atau protokol kesehatan membuat larangan melaksanakan ibadah di rumah ibadah, entah itu Islam atau agama lainnya.

"Nah di situasi itu saya baca lagi buku Tuhan Izinkan Saya menjadi Pelacur dan kemudian berpikir untuk membuat film itu. Lalu saya bertemu dengan Muhidin M Dahlan selaku penulis buku ini, saya berdiskusi dengan dia dan dia kaget ketika mendengar inisiatif saya ingin membuat film ini," kenang sutradara berusia 48 tahun itu.

Hanung Bramantyo saat ditemui di MD Palace.Hanung Bramantyo. Foto: Monica Arum/detikcom

Ketika niatannya cukup diterima oleh penulis novel, Hanung pun mengajak Ifan Ismail untuk membantunya menulis naskah film tersebut. Padahal ia belum tahu kapan dan siapa yang berani menggarap film tersebut, namun entah kenapa ia cukup yakin untuk membuat naskah terlebih dahulu.

"Belum jelas kapan film ini mau dibikin tapi yang penting skenario dulu deh, ya setelahnya seperti yang saya duga tidak ada yang berani untuk memproduksi ini. Jadi kita tawarkan ke ini ke itu, jangankan produser, pemain aja nggak ada yang berani bermain karena mereka takut akan kehilangan fans hingga dihujat dan lain-lain."

"Ya hal itu memang pernah terjadi pada saya dan mereka tidak mau karier mereka dipertaruhkan hanya untuk sebuah film semacam ini," terang Hanung.

Akhirnya film itu pun menemukan rezekinya sendiri setelah Raam Punjabi bersedia menjadi produser dan mereka pun mendapatkan Aghniny Haque. Pertemuan ini pun seperti menjadi berkah untuk Hanung karena mereka sama-sama memiliki kebutuhan berbeda tapi disatukan di sini.

"Setelah disetujui kita jadi punya semangat lagi dan mencari pemain hingga ketemu pemain utama kita Aghniny, itu semacam blessing. Ya mungkin ini jalan yang dikasih Allah karena ada dua kebutuhan yang dipertemukan di sini, kebutuhan Aghniny untuk expansi dalam keaktorannya dan saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam keyakinan saya," tegasnya.

Penasaran bagaimana kelanjutan perjalanan film tersebut? Simak beritanya di detikpop!


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO