3 Fakta Sejarah Hari Film Nasional

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Hari Film Nasional
Ilustrasi Hari Film Nasional. Foto: (ist.)
Jakarta - Setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Tahu gak detikers, kalau industri perfilman Tanah Air lagi mendongrak naik dan terus melesat dengan berbagai genre yang ada.

Pada 1926, film pertama yang tayang berjudul Loetoeng Kasaroeng. Dua tahun berikutnya, ada Lily Van Shanghai.

Tapi masa kejayaan film di Tanah Air dimulai dekade 1950an, saat sutradara Indonesia Usmar Ismail berhasil memproduksi film berjudul Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi melalui perusahaan film miliknya sendiri, Perfini.

Berikut 3 fakta sejarah Hari Film Nasional:

1. Gegara Film Darah dan Doa

Film Darah dan Doa menuai sukses karena menggambarkan ideologi yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Fun fact-nya, perusahaan Film Indonesia (Perfini) didirikan oleh Umar Ismail, yang sekarang dikenal sebagai Bapak Film Indonesia, ia jugalah yang menjadi sutradara dalam Film Darah dan Doa.

Dari situ, momen ini dianggap menjadi titik bangkitnya perfilman Tanah Air di era Presiden BJ Habibie dan diresmikan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999.

2. Penetapan 30 Maret

Pada 11 Oktober 1962, konferensi Dewan Film Nasional dengan Organisasi Perfilman asal kamu tahu netapin tanggal 30 Maret menjadi Hari Film Nasional. Sejak saat itu, 30 Maret dianggap sebagai Hari Film Nasional. Usmar Ismail (pendiri Perfini) dan Djamaludin Malik (pendiri Persari) juga diangkat sebagai Bapak Perfilman Nasional.

Pemilihan tanggal 30 Maret bukan tanpa alasan, guys. Presiden Indonesia kala itu, BJ Habibie menetapkan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional lewat Keppres N 25 Tahun 1999.

Sebenarnya, pemerintah mau menetapkan tanggal 19 September pas Presiden Soekarno syuting pidato di lapangan Ikada atau Lapangan Monas, sayangnya ditolak oleh juri Festival Film Nasional (FFI), Awi Dahlan. Katanya, 19 September bukan film yang mengandung cerita cuma peristiwa jurnalistik.

3. Bangkitkan Industri Film

Sejak ditetapkan Hari Film Nasional, seluruh pihak ini berpacu buat ngebangkitin secara industri. Tujuannya, bentuk upaya meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para penggiat film di Indonesia untuk meningkatkan prestasi dan perkembangan film Indonesia.


(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO