Ngeri! Film soal Abusive Relationship Paling Toxic

Nugraha
|
detikPop
Martha Marcy May Marlene
Martha Marcy May Marlene Foto: dok Searchlight Pictures
Jakarta - Mengeksplorasi hubungan penuh kekerasan di layar, menantang bagi pembuat film karena sensitivitas isu tersebut. Kebanyakan dari mereka kesulitan menangkap kompleksitas dan kedalaman subjek yang rumit.

Namun beberapa film berhasil memenuhi kriteria tersebut. Film-film ini menggambarkan kengerian dan realitas pelecehan:

Dangerous Intentions (1995)

FilmDangerous Intentions Foto: dok ist

Dangerous Intentions mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga pada 1995, periode ketika tema-tema seperti itu relatif baru di bioskop. Diangkat dari kisah nyata, film ini mengisahkan perjuangan seorang perempuan menghadapi pasangannya yang suka menganiaya.

Orang tua yang gak suportif, dan sistem hukum telah gagal melindungi dirinya. Asal usul film ini terasa klasik, menyoroti permasalahan di tengah masyarakat yang menyalahkan korban.

Film ini tetap relevan menyoroti permasalahan abadi yang dihadapi oleh para penyintas pelecehan.

Edge of Madness (2002)

FilmEdge of Madness Foto: dok ist

A Wilderness Station, buku 2002 karya Alice Munro, berkisah tentang seorang wanita muda yang terjebak dalam perjodohan, lalu harus menanggung pelecehan dari suaminya.

Edge of Madness menjadi tontonan yang menarik karena secara terbuka mengeksplorasi perjuangan perempuan, menawarkan perspektif jujur mengenai konsekuensi pelecehan.

Terlepas dari keterbatasan, pendekatan langsung dari film ini menjadikannya pengalaman menonton yang berharga.

Martha Marcy May Marlene (2011)

FilmMartha Marcy May Marlene Foto: dok ist

Pelecehan dalam aliran sesat gak lazim dibandingkan sama bentuk-bentuk hubungan yang penuh kekerasan lainnya. Namun, sifat dan skala sensasional mereka justru banyak dibicarakan.

Martha Marcy May Marlene unik karena berfokus sepenuhnya pada emosi dan paranoia. Walaupun mengambil latar setelah Martha bebas, film ini menyelidiki bagaimana aliran sesat bisa menciptakan hubungan yang penuh kekerasan dan ketergantungan.

Martha gak bisa lupa trauma atas peristiwa yang menimpanya. Ketakutan yang terus menerus dirasakan Martha membuat gambaran yang tragis namun realistis.

Gerald's Game (2017)

FilmGerald's Game Foto: dok ist

Berdasarkan novel Stephen King, Gerald's Game mungkin tampak gak konvensional. Antagonis sebenarnya adalah sosok yang berhubungan erat dengan protagonis, Jessie.

Awalnya, Gerald mati mendadak saat melakukan adegan fantasi, meninggalkannya dengan tangan terborgol di tempat tidur.

Jessie terjebak baik secara fisik maupun mental. Gak ada yang menolongnya, pikirannya dihantui oleh halusinasi yang muncul dari ingatan terdalamnya, soal trauma masa kecilnya.

Selain jadi thriller mencekam, film ini juga menjadi alegori kuat atas bekas luka KDRT. Film ini juga merupakan salah satu adaptasi modern karya Stephen King yang paling diterima dengan baik.

We're All Going to the World's Fair (2021)

FilmWe're All Going to the World's Fair Foto: dok ist

Di era modern, hubungan yang penuh kekerasan gak selalu terlihat jelas. Terutama berlaku ketika memasuki ruang online.

Meskipun We're All Going to the World's Fair karya Jane Schoenbrun gak menampilkan pelaku kekerasan sampai akhir, tapi kamu diajak menelusuri kehidupan seorang gadis muda yang menavigasi dirinya ke dalam paranoia online.

Film ini juga dengan luar biasa menangkap potensi kejatuhan kaum muda yang terus-menerus hidup online, menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan diam-diam menyaksikan obsesinya di Internet.

Pendekatan eksperimental mungkin gak sesuai dengan selera semua orang. Namun di balik itu, ada lapisan realisme yang menghantui. Ini adalah perspektif berbeda tentang apa yang dimaksud dengan pelecehan di era modern.


(nu2/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO