Shogun: Isu Pemakzulan Lalu Kepalanya Diburu

Sinopsis Shogun

Serial Shogun menyelami drama zaman feodal Jepang pada 1600. Tepat pergantian abad, penguasa Taiko, wafat, meninggalkan ahli warisnya, Yaechiyo, yang masih muda banget buat naik takhta.

Tersisa lima Daimyo atau tuan tanah yang memimpin: Toranaga, Kiyama, Sugiyama, Ohno, dan Ishido. Mereka harus mengurus politik negara sampai Yaechiyo berusia 16 tahun buat menjalankan pemerintahan.

Zaman feodal Jepang itu, era ketika wilayah-wilayah dipegang tuan tanah di bawah kendali pemerintahan shogun. Bahkan kaisar pun hanya dijadikan sebagai simbol, sementara roda pemerintahan dipegang oleh keshogunan.

Shogun Foto: dok Shogun

Review Shogun

Dengan visual khas pedesaan Jepang yang lembab, berbagai drama memicu serangkaian peristiwa mengerikan. Kepala putus, darah segar dan perilaku menyiksa menghiasi dua episode awal dalam serial yang dirilis Disney Hotstar itu.

Fokus utama pada sosok Toranaga yang merasa punya tugas sebagai benteng terakhir hierarki politik. Dia berdarah Minowara yang punya garis keturunan Shogun, pemimpin yang dianggap sebagai dewa.

Di ranjang kematian, Taiko minta bicara empat mata dengan Toranaga yang dipercaya buat menjaga sang calon pemimpin hingga waktunya tiba. Melihat hal tersebut, Toranaga pun jadi dewan terkuat.

Ditambah jabatannya sebagai kepala hubungan luar negeri yang mengawasi perdagangan dengan Portugal dan juga memberinya kendali atas kapal milik John Blackthorne, dengan segala senjatanya.

Semua kekuasaan itu justru bikin Toranaga menjadi ancaman buat para pesaingnya. Shogun membawa kamu menyelami masa-masa gelap Jepang. Energi yang dibawa pun terasa banget dengan konflik, politik, dan intrik.

Intrik muncul setelah Lord Ishido mencurigai Toranaga menyandera sang ratu, Lady Ochiba di Istana Edo miliknya. Sampai-sampai Toranaga harus menyelesaikan tuduhan itu dengan menemui para tuan tanah lain.

Sampai sejauh ini, narasi yang diperkenalkan di dua episode Shogun, mirip banget sama kejadian awal Game of Thrones. Toranaga mengacu pada Ned Stark, raja utara yang dihormati. Tapi setelah Raja Robert Baratheon meninggal, Ned yang dianggap tangan kanan, kudu jalan ke King's Landing, hingga muncul berbagai gerakan politik.

Sementara, Ishido karakternya itu mirip sama Tywin Lannister. Ia jadi penguasa de facto yang bergerak lewat ketiga anaknya, Cersei, Tyrion, dan Jaime buat memimpin.

Shogun Foto: dok Shogun

Makanya, gak peduli siapa yang duduk di atas takhta, mereka bakal jadi boneka. Sebab Tywin Lannister bisa memanipulasi hukum demi mencapai tujuannya menyingkirkan Ned Stark.

Jika klan Lannister memakai keluarga, berbeda dengan Ishido yang mengerahkan politisi buat dijadikan anjing perangnya. Lingkaran setan itu memanas, terus berputar antara jabatan, kepentingan, hingga bagi-bagi kekuasaan.

Dua episode Shogun mengisahkan berbagai drama yang menjelaskan posisi Toranaga terus diusik. Beberapa klan lain punya lampu hijau buat membunuhnya apalagi setelah isu pemakzulan.

Serial Shogun juga gak cuma soal keluarga. Sebab pada era itu, perdagangan Eropa dan Asia lazim terjadi, makanya banyak interaksi antara Jepang dan berbagai budaya luar yang ikut turun bersama kapal yang melintasi perairannya, termasuk kapal Spanyol dan Portugal.

Ditambah lagi, para misionaris Katolik Roma yang sudah tinggal selama beberapa dekade, bikin serial Shogun punya sesuatu yang lebih spesial. Ada isu agama di dalam ceritanya.