Film Korea The Great Flood langsung mencuri perhatian penonton dunia. Baru dirilis, film bergenre fiksi ilmiah dan bencana ini sukses melesat ke posisi pertama Top 10 Film Netflix global, mengalahkan berbagai judul internasional lainnya.
Sebelum tayang secara global di Netflix, The Great Flood lebih dulu diputar perdana pada September lalu di Busan International Film Festival (BIFF) ke-30, lewat program Korean Cinema Today - Special Premiere. Sejak saat itu, film ini sudah mencuri rasa penasaran penikmat film.
Sinopsis The Great Flood
The Great Flood mengambil latar pada hari terakhir kehidupan di Bumi. Ceritanya berfokus pada sekelompok orang yang berjuang bertahan hidup di sebuah kompleks apartemen yang terisolasi akibat banjir besar.
Apartemen tersebut bukan hanya sekadar lokasi, tetapi menjadi elemen penting yang membangun ketegangan. Seiring air terus naik di ruang tertutup itu, film ini menyoroti tekanan psikologis, kepanikan, dan perubahan emosi para karakter yang terjebak tanpa kepastian.
Film ini disutradarai oleh Kim Byung Woo, yang sebelumnya dikenal lewat The Terror Live dan Take Point. Gaya khasnya dalam membangun drama intens di ruang terbatas kembali terasa kuat di film ini.
Salah satu sorotan utama datang dari Kim Da Mi, yang memerankan Anna, seorang ibu dengan anak laki-laki berusia enam tahun. Setelah dikenal lewat The Witch: Part 1 - The Subversion, Kim Da Mi menunjukkan transformasi akting yang emosional, menghadirkan sosok perempuan yang tanpa disadari menjadi harapan terakhir umat manusia di tengah bencana.
Sementara itu, Park Hae Soo tampil sebagai Hee Jo, anggota tim keamanan manusia yang mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Anna. Aktor yang dikenal lewat Squid Game, Money Heist: Korea - Joint Economic Area, dan Narco-Saints ini menampilkan karakter dengan kombinasi ketenangan, ketegasan, dan naluri bertahan hidup yang kuat.
Baca juga: The Great Flood: Ketika Dunia Tenggelam |
Pujian untuk The Great Flood
Dari sisi teknis, The Great Flood banjir pujian berkat visual efek yang realistis, terutama dalam menggambarkan air, elemen yang dikenal paling sulit diwujudkan secara meyakinkan dalam VFX.
Tim produksi merancang setiap adegan dengan detail tinggi sebelum syuting dimulai. Para pemain pun menjalani pelatihan intensif, mulai dari berenang, scuba diving, hingga freediving demi mendukung keautentikan adegan.
Produksi juga menggunakan teknik dry for wet, yaitu pengambilan gambar seolah berada di bawah air dengan memanfaatkan studio berasap dan sistem kabel. Teknik ini menuntut koordinasi ekstra antara aktor dan kamera agar hasilnya tetap terasa nyata.
Simak Video "Video 'No Other Choice' Berjaya di Blue Dragon Film Awards 2025"
(dar/dar)