Aksi Berani NJZ Bikin Asosiasi Industri Musik K-Pop Ketar-ketir

Atmi Ahsani Yusron
|
detikPop
NewJeans merilis foto terbaru untuk peresmian nama NJZ.
Foto: dok. NJZ
Jakarta -

Keputusan NJZ (dulu NewJeans) untuk melawan HYBE dan ADOR ternyata nggak dipandang sebagai sebuah keberanian yang perlu didukung oleh asosiasi industri musik K-Pop. Mereka justru menilai aksi member NJZ ini sebagai sebuah usaha yang bisa merusak ekosistem industri musik.

Dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari Korea Times pada Kamis (20/2/2025), Korea Management Federation, Korea Entertainment Producer's Association, Record Label Industry Association of Korea, Recording Industry Association of Korea, dan Korea Music Content Association, mengutarakan kekhawatiran mereka. Menyebut apa yang sudah dilakukan NJZ (dan Min Hee Jin) dalam melawan ADOR dan HYBE sebuah aksi Tampering.

Istilah Tampering (secara harfiah berarti 'mengganggu' atau 'merusak') biasanya digunakan dalam dunia olahraga tapi kini dipakai juga di industri musik. Tampering merujuk pada kontak tanpa izin dengan artis yang masih terikat kontrak dengan niat mengajak mereka buat melakukan hal-hal yang menyalahi kontrak.

Lima asosiasi musik itu mendesak pemerintah Korea Selatan buat memberlakukan undang-undang agar praktik manipulasi dan tampering nggak terulang lagi di industri K-Pop. Dalam pernyataannya, mereka bilang kalau terus terjadi hal ini bisa merusak industri.

"Demi memastikan perkembangan industri seni dan budaya pop yang sehat dan berkelanjutan, kami mendesak sejumlah agensi dan artis untuk berhenti memanipulasi opini publik demi keuntungan mereka sendiri. Kami juga dengan sungguh-sungguh meminta Majelis Nasional dan pemerintah untuk menerapkan dukungan kebijakan guna memberantas manipulasi," kata mereka.

Poin 'manipulasi opini publik' dalam pernyataan tersebut merujuk pada penampilan publik Min Hee Jin dan NJZ ketika mereka bersuara soal konflik dengan ADOR dan HYBE. Lima member NJZ juga secara langsung mengumumkan pembatalan kontrak mereka dengan ADOR/HYBE di depan media pada November 2024.

Kelompok asosiasi musik mengkritik apa yang dilakukan produser dan artis tersebut. Mereka dinilai lebih memilih mempengaruhi opini publik dan mengeluarkan pernyataan sepihak alih-alih negosiasi atau mengambil jalur hukum.

"Konferensi pers NJZ tahun lalu mengungkap perselisihan pribadi antara artis dan agensi kepada publik tanpa filter. Sekarang, kita melihat kasus-kasus di mana artis melakukan aktivitas independen bahkan sebelum putusan hukum atas perselisihan kontraktual mereka," lanjut mereka.

Praktik semacam ini, menurut mereka, bisa membahayakan buat agensi dalam jangka panjang. Selain itu mereka juga tidak berharap kasus NJZ ini dijadikan tolok ukur untuk hal serupa ke depannya.

Asosiasi justru melihat ini sebagai ancaman. Apabila banyak artis yang melakukan hal serupa, manajemen hiburan Korea akan runtuh. Oleh karena itu, mereka ingin pemerintah membuat aturan yang lebih menegakkan kontrak eksklusif.

(aay/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO