50 Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Minta Selidiki HYBE

HYBE sempat dinobatkan sebagai Top Job Creator oleh Kementerian Ketenagakerjaan Korea Selatan bulan September 2024. Penghargaan itu diberikan buat HYBE sebagai perusahaan dan Weverse sebagai salah satu produk mereka. Tapi publik nggak mau menerima itu mentah-mentah.
Petisi kemudian dibuat agar pemerintah melakukan revisi dan membatalkan status tersebut. Sejak predikat Top Job Creator didapatkan HYBE, perusahaan ini menerima keuntungan dari negara. Beberapa di antaranya adalah sertifikasi presiden, kredit pajak ketenagakerjaan terpadu, kartu masuk dan keluar prioritas, penangguhan audit pajak rutin, keuntungan peringkat kredit, dan fasilitas visa.
Menurut masyarakat, nggak ada alasan jelas atau rekam jejak yang pasti soal bagaimana HYBE dan Weverse bisa dapat penghargaan ini. Publik ingin klarifikasi dan meminta pemerintah untuk menggelar investigasi ke pihak yang membuat keputusan.
Petisi dibuat di laman resmi Majelis Nasional Korea Selatan pada 30 Oktober dan per 5 November 2024 sudah ditandatangani 40 ribu orang. Memasuki bulan Desember, sudah lebih dari 50 ribu orang menandatangani petisi itu.
Baca juga: Jungkook BTS Menang 2 Piala di BBMAs 2024 |
Publik mempermasalahkan penobatan Top Job Creator kepada HYBE dan Weverse karena adanya dugaan tindakan tidak etis dari raksasa K-Pop itu. Pembuat petisi menulis dalam keterangannya bahwa dia ingin "meminta sidang untuk membahas kelemahan hukum saat ini yang terungkap oleh kontroversi sosial yang disebabkan oleh HYBE dan mengusulkan pemberlakuan undang-undang baru untuk masalah yang tidak dapat diatur berdasarkan undang-undang yang ada", demikian seperti dikutip KoreaJoongAng Daily pada Sabtu (14/12/2024).
Selain itu, petisi juga menggarisbawahi bagaimana HYBE memproduksi dan menyebarluaskan berita-berita yang berisi opini yang sengaja menjatuhkan artis-artis kompetitior mereka. HYBE dituduh memonopoli platform Weverse, dinilai gagal dalam memberikan laporan yang transparan dalam pemindahan posisi di dalam perusahaan dan anak perusahaan, juga dituduh melakukan praktik bisnis tidak adil seperti dengan memalsukan angka penjualan album.
Nggak berhenti sampai di situ, pembuat petisi juga berharap HYPE diperiksa atas tindakan mereka melobi jurnalis, serta penolakan perusahaan dalam memberikan keterangan resmi mengenai kekerasan di tempat kerja. Seperti diketahui sebelumnya ada dugaan HYBE mengabaikan kesejahteraan pegawai. Ada pekerja mereka yang bekerja di luar batas waktu yang ditentukan hingga meninggal dunia.
Belum lagi soal kontroversi laporan musik mingguan yang bocor. Berisi hal-hal negatif yang merendahkan artis lain di industri K-Pop. Hal ini sebelumnya sudah pernah dibahas langsung di Majelis Nasional oleh COO HYBE, Kim Tae Ho, pada 24 Oktober lalu.
Terus kelanjutan petisi ini gimana?
Setelah 50 ribu tanda tangan terkumpul dalam sebulan terakhir, petisi ini akan dilanjutkan ke komite terkait untuk dilakukan review. Apabila hasilnya dinilai valid, petisi ini bisa dibawa ke sidang pleno untuk didiskusikan.
Baca juga: BIGHIT MUSIC Umumkan TXT Hiatus Panjang |