Realita Idola K-Pop, Tampil di TV Cuma Dibayar Rp 500 Ribu Per Grup

Banyak yang bermimpi menjadi idola K-Pop yang sepertinya menawarkan sebuah dunia gemerlap yang menyenangkan. Tapi rupanya ada realita gelap di baliknya.
Apa yang dibeberkan oleh member VICTON, Hanse, ini seperti menampar banyak sekali orang yang ingin mengejar karier di dunia hiburan Korea Selatan sebagai idola K-Pop. Nggak sedikit fans yang merasa tertampar dengan apa yang disampaikan Hanse berdasarkan pengalaman pribadinya bahwa industri hiburan Korea Selatan nggak seindah seperti yang tampak di kamera.
Hanse adalah member yang debut bareng boyband VICTON pada tahun 2016. Bersama dengan kelima member lainnya, mereka diasuh oleh IST Entertainment. Kemudian, ia debut solo di tahun 2022, lalu meninggalkan agensi tersebut di tahun 2023.
Setelah meninggalkan IST, Hanse mengikat kontrak dengan The Dial Music dan masih merilis lagu sampai sekarang. Namun, para penggemarnya banyak yang bertanya-tanya perihal jarangnya ia tampil di acara musik (seperti Inkigayo, The Show, Music Bank, dan lainnya).
Hal itu yang membawa kita ke pernyataannya tentang realita kehidupan K-Pop idol. Penggemar K-Pop mungkin paham bahwa saat seorang solois atau sebuah grup menghadiri acara musik pasti akan mengeluarkan banyak biaya. Pertanyaan besarnya adalah soal bayaran yang diterima masing-masing artis. Apa yang diungkapkan Hanse justru membuka mata fans terkait hal tersebut.
"Sangat bagus untuk melakukan acara musik, itu menyenangkan, tetapi mereka tidak memberikan banyak keuntungan," ungkap Hanse dalam platform Bubble pada Kamis (9/5/2024) lalu.
Unggahannya di Bubble dibagikan oleh fans ke forum Korea, theqoo, dan menggaet banyak reaksi. Apa yang dikatakan sang pelantun Blaze membuat penggemar dari berbagai fandom ramai membahas hal tersebut.
Acara musik menjadi salah satu ajang promosi bagi para artis K-Pop setiap kali mereka meluncurkan lagu atau album baru. Kita sering melihat panggung yang didekorasi seindah mungkin dan proses syuting yang nggak jarang dimulai sejak matahari bahkan belum terbit.
![]() |
Hanse mengatakan bahwa biaya promosi mingguan bisa mencapai 10 juta KRW (sekitar Rp 117 juta berdasarkan kurs per 14 Mei 2024). Di samping itu, pendapatan per grup hanya 50 ribu KRW (sekitar Rp 589 ribu). Bayangin uang itu dibagikan ke grup yang membernya banyak.
"Aku nggak tahu apakah angkanya sudah naik sekarang. Tetapi di masaku dulu, bayaran penampilan per acara musik adalah 50 ribu KRW per grup. Dulu begitu," lanjutnya.
Hanse juga menambahkan adanya biaya lainnya, seperti set panggung, tata rias, tata busana, konsumsi untuk staf mulai dari makanan, minuman, dan snacks, serta biaya lain-lain.
"Saat kamu mau comeback, kamu pasti ingin terlihat keren. Jadi, kamu harus menata panggung dan lainnya, yang biayanya akan lebih ekstra. Itu bisa dengan mudah mencapai 20 juta KRW (sekitar Rp 235 juta). Semua itu hanya meninggalkan utang untuk idol. Makanya ini adalah permainan yang mustahil untuk sebagian besar grup. Dibandingkan muncul di acara musik, lebih baik menggunakan duit itu untuk syuting music video," ujar Hanse.
Meskipun begitu, apa yang sang pelantun Gummy Bear itu umbar ke publik nggak bisa disamaratakan untuk semua grup. Pengalaman yang ia bagikan datang dari latar belakang grupnya yang nggak sebesar nama-nama artis Big 4 (grup naungan SM, JYP, YG, dan HYBE)'. Kalau benar apa yang ia alami begitu, bagaimana dengan grup-grup lainnya yang juga memiliki fanbase kecil?
Pengalaman itu Hanse ceritakan untuk fans yang penasaran kenapa ia jarang promosi di acara musik. Meskipun begitu, sebagian besar penggemar memahami apa yang ingin ia coba utarakan terkait industri tersebut.
Itu sudut pandang dari member grup K-Pop, kalau K-Band? (di halaman selanjutnya)