.webp)
Pop Photos
Mengenal Era Samurai Jepang Lewat Pameran Seni Imersif
Dalam pameran baru yang inovatif di Tokyo, pengunjung dapat membawa diri mereka kembali ke era samurai Jepang yang terkenal, karena teknologi canggih digunakan untuk menciptakan kembali karya ikonik seniman legendaris Hokusai dengan jelas. Pameran menawarkan sekilas pandang yang unik dan mendalam ke dalam warisan budaya negara yang kaya.
"Hokusai: Another Story in Tokyo" menandai yang terbaru dalam serangkaian atraksi imersif yang telah bermunculan di ibu kota, serta tumbuhnya minat terhadap masa lalu budaya Jepang karena jumlah wisatawan yang membanjiri negara tersebut mencapai rekor.
Pameran, yang dibuka untuk umum pada hari Sabtu (1/2) di pusat perbelanjaan di pusat kota, mengundang pengunjung untuk melangkah ke dalam pemandangan alam dan kehidupan desa yang digambarkan oleh ahli seni balok kayu Periode Edo.
Keahlian teknis dari perusahaan citra digital Ars Techne mereproduksi tekstur kertas washi dari cetakannya. Pelat haptik di lantai, yang dikembangkan oleh Sony PCL, memberikan kesan seolah-olah seseorang sedang berjalan di pantai, es, atau menyeberangi jembatan yang reyot.
Hiroki Inokuchi, seorang seniman visual dengan perusahaan produksi bernama Red, yang membantu mengembangkan pameran tersebut mengatakan, konsepnya bukan hanya untuk melihat karya seni itu sendiri, tetapi untuk mendapatkan pengalaman yang melampaui hal yang nyata, untuk membuat Anda merasakan pemandangan yang dilihat Hokusai.
Lahir pada tahun 1760, Katsushika Hokusai membawa media yang dikenal sebagai ukiyo-e ke tingkat artistik dan popularitas baru melalui penggunaan warna dan komposisi dinamisnya yang unik. Penggambaran Gunung Fuji karya Hokusai telah menjadi lambang Jepang, dengan mahakaryanya "The Great Wave off Kanagawa" yang kini menghiasi bagian belakang uang kertas 1.000 yen negara itu.
Pameran Hokusai, yang berlangsung dari Sabtu hingga 1 Juni di Tokyu Plaza Shibuya, mengikuti pameran seni imersif berbasis teknologi lainnya di Tokyo yang terbukti menarik minat penduduk dan pengunjung luar negeri. Kolektif seni digital teamLab memiliki dua museum interaktif di ibu kota yang telah memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk jumlah pengunjung.
Jepang sedang mengalami ledakan pariwisata yang didorong oleh yen yang lemah, sementara ekspor budaya dari manga ke film mengalami popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Film epik tahun lalu "Shogun" menyapu penghargaan utama di Emmy dan Golden Globes.
