Jakarta - Penulis Chandra Bientang menyambangi kantor detikcom pada Kamis (19/12/2024) buat ngobrol tentang novel ketiganya yang berjudul Batu Berkaki.
Novel Batu Berkaki yang diterbitkan oleh Noura Publishing jadi karya berikutnya setelah kesuksesan Dua Dini Hari dan Sang Peramal.
Dalam novel Batu Berkaki, Chandra Bientang yang terkenal dengan genre urban thriller mengambil dari filosofi Batu Berkaki yang berasal dari pameran seni di Yogyakarta.
'Batu Berkaki' bukan sekadar filosofi, tapi juga jadi simbol yang sengaja digambarkan dalam sampul buku.
Kepada redaksi detikcom, Chandra Bientang bercerita novelnya menceritakan tentang pembunuhan seorang pematung terkenal di sebuah desa di lereng Gunung Merbabu. Kematiannya juga dikaitkan dengan mitologi ular yang membayangi kawasan tersebut.
'Batu Berkaki' juga menyentil isu ketimpangan sosial yang ada di desa tersebut.
Chandra Bientang juga ngobrol tentang proses kreatifnya selama menulis buku. Dia memulainya dengan membuat atmosfer cerita yang penuh misteri, perkembangan karakter, teknik menulis hingga ending.
Tak ada yang instan bagi seorang penulis, moto itu juga yang dipegang oleh Chandra Bientang.