Budaya Tempe Goes to UNESCO
Prosesnya sudah dimulai sejak akhir Maret 2024 melalui mekanisme nominasi Intangible Cultural Heritage. Pengajuan di antaranya soal praktik budaya, pengetahuan tradisional, nilai sosial sampai peran komunitas agar jadi warisan yang berkembang.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengatakan budaya tempe yang sudah diajukan sejak awal tahun 2024, diharapkan segera ditetapkan pada tahun 2026.
"Pengakuan global terhadap Budaya Tempe dinilai penting karena tempe merepresentasikan kearifan lokal Indonesia dalam mengelola pangan secara berkelanjutan," katanya dalam keterangan pers yang diterima.
Proses fermentasi tempe merupakan hasil adaptasi masyarakat terhadap lingkungan, memanfaatkan bahan baku lokal, serta mengandung nilai gotong royong dalam pembuatannya. Tempe juga dinilai jadi ekspresi budaya dan identitas bangsa.
"Kami berharap dapat mendorong pengetahuan, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan budaya tempe secara berkelanjutan," terangnya.
Festival Budaya Tempe menjadi salah satu bentuk nyata keterlibatan publik dalam proses pengajuan ke UNESCO tersebut. "Dengan menggabungkan aktivitas budaya, edukasi, dan partisipasi masyarakat, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat dukungan kolektif," pungkas Fadli Zon.
(tia/tia)











































