Monoplay Melati Pertiwi Kisahkan 6 Pahlawan Perempuan Indonesia, Digarap Singkat

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pertunjukan Teater Monoplay Melati Pertiwi Digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 25 November 2025
Foto: Dok.Keana Production
Jakarta - Di penghujung 2026, Keana Production mempersembahkan pertunjukan teater Monoplay Melati Pertiwi yang digelar hari ini di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta Pusat. detikers yang suka sejarah dan nonton teater, siap terbius?

Pertunjukan yang disutradarai oleh Wawan Sofwan, hadir dua kali pada pukul 16.00 dan 19.30 WIB. Bukan cerita biasa, pahlawan perempuan yang dipentaskan adalah S.K Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalimanyat, Rasuna Said, Christina Martha Tiahahu, dan Laksamana Malahayati.

Produser dan inisiator, Marcella Zalianty, pentas kali ini sebagai perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-80.

"Alhamdulillah ini GR pertama, wujud cinta pada pahlawan perempuan Indonesia. Walaupun dialog-dialog dalam pertunjukan cukup serius ya, gak ada yang tertawa," katanya usai preview di GKJ, Selasa (25/11).

Menurut Marcella, persiapan pementasan ini terbilang singkat banget. "Bisa dibilang (persiapan) singkat sekali, mungkin kami merasa masih kurang waktu latihannya karena kondisi tempat, waktu, tapi mudah-mudahan energinya bisa semaksimal mungkin tersampaikan," ungkapnya.

Sutradara Wawan Sofwan cerita awalnya pentas Monoplay ini ingin menampilkan 10 pahlawan perempuan Indonesia, lalu mengerucut jadi 8. Tapi ia ngaku masih ada beberapa nama yang belum diakui oleh negara.

"Enam pahlawan perempuan ini ketika kami riset sudah diakui sebagai pahlawan nasional. Artinya, pertanggung jawaban kami tuh kuatlah, mengapa harus 6 ini dan itu mewakili semua bentuk perlawanan," kata Wawan.

Untuk pemilihan para pemain, Wawan menyerahkan semuanya kepada Marcella sebagai produser. Dia pun cuma minta agar peran Christina Martha Tiahahu seorang remaja, dan terwujud lewat peran yang dibawakan oleh Glory Hilary.

Selain Glory, Monoplay Melati Pertiwi juga menggandeng Isyana Sarasvati sebagai SK Trimurti, Maudy Koesnaedi sebagai Nyi Ageng Serang, Tika Brivani sebagai Rasuna Said, Hana Malasan sebagai Ratu Kalinyamat, dan Marcella Zalianty sebagai Laksamana Malahayati.

Tantangan Para Pemain

Keenam pemain membawakan dialog karakternya sesuai dengan bahasa daerah masing-masing. Jika Christina Martha Tiahahu yang berasal dari Ambon, maka dialog juga bahasa Ambon.

Glory Hilary ngaku tantangan terberatnya ada dalam pelafalan dialog bahasa Ambon. "Ketika aku tahu dikasih kesempatan buat perankan Christina, aku sudah tahu sosoknya, jadi sebenarnya pendalaman karakter terbiasa dengan cerita-cerita tentangnya agar lebih mendalaminya," ucapnya.

Beda lagi sama Marcella Zalianty yang jadi Laksamana Malahayati. Sosok pahlawan asal Aceh yang terkenal garang di laut dan melawan penjajah kolonial, ia ngaku susah sekali memakai bahasa Aceh.

"Itu kayaknya salah satu bahasa tersulit di Indonesia, kalau background Jawa lebih mudah ya. Ini tantangan paling besar bentuk panggung yang gak rata juga, susah sekali menahan stabilitas dan konsentrasi," katanya.

Pentas Monoplay juga melibatkan penulis naskah di antaranya Ahda Imran, Cut Novita Srikandi, Felix K. Nesi, Endah Dinda Jenura, dan Fandy Hutari.

"Bagi saya Melati Pertiwi jadi proyek yang sangat personal dan juga universal. Kisahnya menggali tentang kekuatan para pahlawan perempuan, pergulatan batin, dan makna identitas di tengah tekanan zaman. Melalui monoplay ini, kami ingin membawa penonton pada sebuah perjalanan introspeksi yang mendalam," tukas Marcella.




(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO