Panggung resital kelas akting Titimangsa kembali menampilkan empat lakon klasik yang disutradarai oleh Iswadi Pratama. Pertunjukannya sukses digelar pada 23 November di Teater Wahyu Sihombing, TIM, Jakarta Pusat.
Pementasan yang jadi rangkaian puncak dari kelas akting Titimangsa ini diampu oleh sastrawan dan juga pendiri Teater Satu Lampung sejak 1996. Ada 25 peserta yang melalui proses intensif dengan memakai metode Mixed Methods Acting.
Metodenya diterapkan oleh Lee Strasberg, Stella Adler, Meisner, dan Stanislavski yang pakai konsep meditasi, yoga, dan bela diri. Kelasnya pun sudah berlangsung selama 3 bulan dengan berbagai lintas disiplin dan usia.
Iswadi Pratama cerita peserta kelas ada yang sudah beberapa kali mengikuti kelas, ada yang punya pengalaman pentas, pernah main di film pendek dan layar lebar, maupun ada yang benar-benar baru.
"Ini tantangan unik bagi pengampu kelas dalam merancang materi, agar peserta baru gak merasa jauh atau asing, dan peserta pengalaman tetap dapat menemukan hal-hal baru," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima, Senin (24/11/2025).
Setelah kelar mengikuti kelas, mereka biasanya membentuk kelompok-kelompok kecil buat melanjutkan studinya.
"Banyak di antara mereka mendirikan komunitas teater dan nantinya berpengaruh sama ekosistem teater," katanya.
Tahun ini, resital jadi bagian dari perayaan 20 tahun perjalanan karier Reza Rahadian. Mereka mendapatkan program beasiswa penuh bagi sebagian peserta yang terpilih dan tampil dalam empat produksi bersama. Ada empat pertunjukan, tiga di antaranya bergenre komedi.
Keempat lakon di antaranya Pesta para Penipu (Le Bal des Voleurs), karya Jean Anouilh, saduran Rachman Sabur, Pinangan (The Proposal), karya Anton P. Chekhov, saduran Jim Lim & Suyatna Anirun, Pencuri Berbudi Luhur (The Virtuous Burglar), karya Dario Fo, terjemahan Dian Ardiansyah, dan Pemberontak (Les Justes), karya Albert Camus, terjemahan Iswadi Pratama.
Simak Video "Video: Bunga Penutup Abad Kembali Digelar Setelah 7 Tahun"
(tia/wes)