Salman Rushdie Terbitkan Buku ke-23, Awal Baru bagi Kariernya
Tiga tahun berselang, ia sudah semakin pulih baik fisik maupun psikologisnya. Akhirnya, penulis kontroversial di dunia bisa menemukan kata-kata yang tepat buat menerbitkan karya terbaru.
"Saat saya menulis Knife, saya gak bisa mikirin fiksi. Saya gak punya ruang di kepala saya untuk fiksi," kata Salman Rushdie dilansir dari The Associated Press, Rabu (5/11).
Tapi Salman Rushdie ngaku setelah rampungkan Knife, rasanya seperti jalurnya terbuka lagi.
"Rasanya seperti pintu ini terbuka di kepala saya dan saya diizinkan buat masuk ke ruang fiksi lagi," ungkap Salman Rushdie.
Sebenarnya, dua cerpen dalam bukunya In the South dan The Old Man in the Piazza sudah terbit sebelum serangan terjadi di Agustus 2022. Cerita yang ditulisnya punya kesamaan tentang usia yang menua, kematian, dan ingatan.
The Eleventh Hour terinspirasi dari masa lalu Salman Rushdie seperti masa-masa kuliahnya di Cambridge. Tokoh utama dalam The Old Man in the Piazza adalah seorang pria tua yang diperlakukan seperti orang bijak dan seperti adegan dalam film Pink Panther yang asli.
Novella Oklahoma terinspirasi dari pameran dokumen Franz Kafka yang ada naskah Amerika, novel yang belum selesai soal perjalanan seorang imigran Eropa di AS.
(tia/wes)











































