Industri buku Korea berduka. Penulis I Want to Die But I Want to Eat Tteokokki, Baek Se-hee, meninggal pada usia 35 tahun. Sebelum tutup usia, ia sudah menulis wasiat akan mendonorkan lima organ tubuhnya.
Dalam surat wasiat yang dibacakan Badan Donasi Organ Korea, Baek Se-hee mendonorkan bagian jantung, paru-paru, hati, dan dua ginjalnya kepada pasien yang membutuhkan.
Direktur Badan Donasi Organ Korea, Lim Sam Yeol, membenarkan wasiat tersebut.
"Saya mendonasikan jantung, paru-paru, hati, dan kedua ginjal saya melalui donasi organ mati otak demi menyelamatkan lima nyawa. Beliau seorang malaikat, saya berterima kasih kepada pendonor Baek Se-hee dan keluarga yang ditinggalkan atas kasih dan dedikasi mereka yang hangat," ungkapnya dilansir dari Korea Herald, Jumat (17/10).
Baek Se-Hee mendapatkan pujian luas atas buku pertamanya I Want to Die, But I Want to Eat Tteokbokki yang mengisahkan sesi konselingnya dengan psikiater setelah didiagnosis depresi. Sukses dengan karya tersebut, ia merilis buku lainnya.
Di antaranya There Possible Isn't a Human Who Loves You as Much as I Do dan I Want to Write, I Don't Want to Write. Sepanjang hidupnya, ia terbuka akan depresi yang dialaminya dan aktif bersuara tentang perjuangan isu mental health.
Baek Se-hee juga aktif terlibat dalam kegiatan sastra, bincang-bincang, dan ceramah dengan pembacanya. Pada 2020, ia pernah berbincang dengan pembacanya saat Festival Buku Asia yang digelar penerbit Haru dan Patjarmerah, termasuk yang dihadiri redaksi detikpop.
Dia bilang berjuang melawan depresi selama 10 tahun sehingga akhirnya memutuskan buat menulis esai. Selama satu dekade itu pula, ia melawan distimia.
"Sebenarnya yang saya lakukan sehari-hari melawan distimia biasa saja. Kayak berjemur di bawah matahari, saya selalu mengekspos tubuh saya di bawah cahaya, mengolah badan, berolahraga, dan pergi mandi itu wajib," tutur Baek Se-hee, saat jumpa dengan pembaca Indonesia secara virtual.
Aktivitas sehari-hari, lanjut Baek Se-hee, adalah hal yang disarankan oleh psikiater tempat ia melakukan konsultasi.
"Ini sangat membantu dan penting dalam proses penyembuhan dari rasa depresinya atau rasa distimia-nya sendiri," sambungnya.
Baek Se-hee juga secara terbuka berbicara mengenai penyakit mentalnya ke akun Instagram. Ia berbicara bahayanya dan memberikan sudut pandang berbeda dari segi pasien.
"Setelah saya dapat diagnosa-nya, saya menerima hasilnya dan berusaha melakukan hal-hal yang bisa membuat kondisinya lebih baik," lanjut Baek Se-hee.
Baek Se-hee menyarankan kepada penyintas penyakit mental untuk berani mengungkapkan apa yang dirasa. Hal itu bisa dilakukan ketika berkumpul dengan komunitas tertentu, berbagi cerita, dan saling menguatkan.
"Saling sharing itu penting agar kondisi bisa lebih baik lagi ke hal-hal positif," tukasnya.
Simak Video "Video: Penulis 'I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki' Meninggal Dunia"
(tia/pus)