Suara Jernih dari Cikini di Panggung 'Seni Lawan Tirani'

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Panggung Seni Lawan Tirani di kompleks Taman Ismail Marzuki, hari ini.
Foto: Istimewa
Jakarta - "Saya ingin membacakan rasa duka, bukan cuma buat Affan tapi juga korban lainnya. Affan dilindas di Jakarta, Sarinawati korban kebakaran di Makassar, Muhammad Akbar Basri, Syaiful Akbar korban kebakaran di Makassar, Rheza Sendy Pratama korban kekerasan aparat di Yogyakarta, Sumari korban terkena gas air mata di Solo," ucap Cholil Mahmud di atas panggung Seni Lawan Tirani yang disiarkan langsung, Senin (1/9).

Vokalis Efek Rumah Kaca itu menyebutkan nama-nama itu adalah korban kekerasan dan kebakaran demonstrasi yang telah jadi martir. "Jika kita bisa melakukan otokritik terhadap peran-peran seniman dan masyarakat dalam demokrasi. Kita abai, lupa untuk selalu mengkritisi jalannya pemerintahan yang ugal-ugalan," ucapnya.

Cholil Mahmud adalah salah satu sosok yang sukarela buat ikutan orasi di mimbar bebas 'Seni Lawan Tirani' yang digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di kompleks area Taman Ismail Marzuki. Selain Cholil Mahmud, sejumlah seniman turut berpartisipasi sejak pukul 14.00 WIB.

Ada Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Indonesia Melani Budianta yang melakukan orasi. Penulis buku 'Mengenal Orde Baru' Dhianita Kusuma, sastrawan Eka Kurniawan, penggiat aktivis marsinah.id Yuli, hingga Ayu Utami.

Panggung Seni Lawan Tirani di kompleks Taman Ismail Marzuki, hari ini.Panggung Seni Lawan Tirani di kompleks Taman Ismail Marzuki, hari ini. Foto: Istimewa

Vokalis Endah & Rhesa juga membacakan sajak yang diungkapkannya sebagai ironi yang terjadi belakangan ini.

"Ada rasa takut untuk menyuarakan masa depan. Ada rasa takut untuk disisihkan, ada rasa takut untuk ditindas dan dilindas. Ada rasa takut untuk gak memiliki ruang. Tidak apa-apa untuk memiliki rasa takut, bahwa pemerintah kita belum bisa melindungi kita dari rasa takut negara ini. Di sini kita bisa membuktikan seni bisa melawan tirani."

Ketua Harian Dewan Kesenian Jakarta Bambang Prihadi bilang kondisi Indonesia selama sepekan terakhir sedang dalam kondisi yang gak baik-baik saja. Demonstrasi di mana-mana sampai mendatangkan korban berjatuhan.

"Hal ini yang memicu DKJ untuk menggelar acara ini dalam bentuk refleksi. Bukan berharap pada siapapun atau apapun. Kami mengajak untuk berefleksi kenapa ini semua terjadi," terangnya.

Menurut pegiat teater, kalaupun seni mampu melawan tirani maka seni juga jadi bagian dari kebutuhan manusia.

"Acara ini jadi solidaritas kita membaca keadaan dan gimana selanjutnya kita berpikir jernih. Saya yakin forum ini gak akan buat situasi jadi panas dan keruh. Seni gak pernah buat keruh kecuali orang yang sengaja merusak forum ini," tegasnya.

Di akhir ucapannya, ia tetap ingetin pada masyarakat yang hadir di TIM buat 'Jaga Jakarta' dan saling menjaga perdamaian.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO