.webp)
18 Galeri Seni Meriahkan Gelaran Perdana Art & Bali 2025
"Sejak awal konsep ini, temanya akan membuat bertumbuh dan connecting antara lokal dan global, tradisional serta teknologi. Kami tahu konsep art fair ini butuh tempat yang lebih besar untuk mengimajinasikan," ungkap Director Art & Bali, Kelsang Dolma, saat media gathering di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (26/8).
Menurut Kelsang, art fair tahunan ini bakal buat ekosistem seni yang ajeg dan berkelanjutan. Pihaknya juga menyeleksi hanya 18 galeri seni yang ada buat berpameran dan jual-beli karya.
"Sejujurnya kami gak open call sama sekali, ada galeri seni yang sudah bekerja puluhan tahun di Bali namun gak pernah ikutan art fair, kami mengajaknya. Ada juga galeri seni yang sudah masuk ke dalam radar kami dan menyongsong seniman lokal," terangnya.
Perempuan asal India itu kembali melanjutkan, ada juga galeri seni internasional yang dihubungi oleh timnya.
"Kami ingin menampilkan kualitas pada galeri seni yang ditampilkan, lebih selektif, tapi kami gak bisa menekan siapa saja seniman yang akan ditampilkan," terangnya.
Galeri seni yang berpartisipasi di antaranya Art Agenda, Bagia Art Space, Bill Mohdor Studio, CONNEC ART, Dalam Seniman, Kotak: Art Collective, LAKU Art Space, Lucy Dream Art, N-CAS ISI BALI, Purga Artspace, RUANG//, Spacecraft Gallery, Superlative Gallery, Umah Seni Shibumi dan Waworuntu Gallery.
"Kami kalkulasikan 70 persen lokal, dan sisanya mancanegara. Kami juga unveiling akan ada karya seni instalasi besar dari Heri Dono, pemenang J+Art Award Geddi Jaddi Membummi," ucapnya.
Gak cuma art fair saja, Art & Bali juga bakal sajikan pameran new media art Terra Nexus yang dikurasi oleh Mona Liem, kurator Indonesia berbasis di Swiss dan salah satu figur terkemuka dalam seni media baru. Selain itu, ada juga seni performans, art parties, panel dan diskusi hingga workshop.
(tia/dar)
