Hoax! Kabar Eiichiro Oda Tanggapi Rumor Viral Bendera One Piece

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Bendera one piece yang sempat dipasang di posko massa Masyarakat Pati Bersatu sekitar Alun-alun Pati.
Ilustrasi bendera One Piece. Foto: Dok. Masyarakat Pati Bersatu
Jakarta - Selama satu pekan terakhir, viral bendera One Piece atau Jolly Roger yang dikibarkan di berbagai kota di Indonesia. Jolly Roger pun dianggap sebagai simbol perlawanan kaum tertindas terhadap Pemerintah Dunia dalam semesta yang diciptain oleh Eiichiro Oda.

Kemarin, heboh akun Instagram @eiichiro.odajp yang dikabarkan mengomentari bendera Jolly Roger di Indonesia.

"Hari kemerdekaan Indonesia ke-80, masyarakat mengibarkan bendera bajak laut Topi Jerami," tulis @eiichiro.odajp.

Tapi hal itu gak benar ya detikers alias hoax. Unggahan itu adalah fans One Piece yang membuatnya. Seperti diketahui, Oda gak punya media sosial apapun. Selama ini, wajah dan identitasnya selalu dijaga agar anonim dan gak diketahui publik.

Opini atau perkataan Eiichiro Oda selalu muncul lewat akun X/Twitter @Eiichiro_Staf. Berbagai promosi dari manga dan anime selalu ada di akun tersebut, ada juga di media sosial Toei Animation maupun Shonen Jump.

Oda juga lebih sering menulis ke dalam bentuk surat, dan dipublikasikan lewat media sosial resmi @Eiichiro_Staf.

Fenomena Jolly Roger yang bersimbol tengkorak di atas tulang bersilang biasa digunakan dalam cerita semesta One Piece sebagai identitas bajak laut. Gak cuma bendera, tapi gambar bajak lautnya juga dipakai buat desain di kapal, pakaian sampai tato-nya.

Bendera yang jadi milik Topi Jerami yang dipimpin Monkey D Luffy dipakai sebagai simbol perlawanan bajak laut terhadap penguasa Pemerintah Dunia. Kabar mengenai viralnya fenomena ini, jadi omongan nakama dunia sampai diberitakan oleh Comicbook dan Screenrant.

The Strait Times asal Singapura itu juga menyoroti pengibaran bendera One Piece sebagai aksi frustasi masyarakat terhadap sistem politik Indonesia. South China Morning Post juga menuliskan pengibaran Jolly Roger adalah bentuk kreatif atas ketidakadilan.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO