Profil Majalah LeMan Turki, Muat Kartun Satire Nabi Muhammad SAW

Sejarah Turki yang penuh dengan protes dan larangan, juga diperkuat dengan Islam sebagai mayoritas. Lewat seni dan musik, masyarakat kerap menyalurkan aspirasi mereka.
Ada banyak majalah yang satire kritik pemerintahan, salah satunya LeMan yang tengah jadi omongan. Akhir bulan lalu, mereka menerbitkan edisi ke-26 dan memicu pro kontra karena memuat kartun Nabi Muhammad SAW yang bergandengan dengan Nabi Musa AS.
4 orang karyawan termasuk kartunis ditangkap pemerintah Turki. Situs DW pernah menulis laporan 'Turki Melawan Frustasi' pada 2014 da memuat wawancara dengan Pemimpin Redaksi Majalah LeMan, Tuncay Akgun.
Pria yang punya sejarah buruk dengan pemerintahnya, pertama kali mendirikan LeMan sekitar 28 tahun yang lalu. LeMan bukan sekadar sebuah majalah, tapi edisi komik terlaris di Turki dengan oplah lebih dari 30 ribu eksemplar.
"Kami adalah media yang sangat radikal. Para senimannya dipenjara. Saya juga dipenjara," kata Akgun dilansir dari DW.
Penangkapan yang terjadi awal pekan ini, bukan kasus pertama dengan LeMan. Kubu antara pemerintah versus LeMan berlangsung sejak puluhan tahun lalu termasuk saat komiknya mengkritik Perdana Menteri Turki pada masanya. Majalahnya nampilin sang PM tengah mengacungkan jari tengah di halaman sampul majalah
Menurut Tuncay Akgun, ia gak percaya dengan sistem kebebasan berekspresi dan independensi pengadilan di Turki. Hal itu yang dibuat dia sangat radikal.
"Itulah yang membuat kami sangat radikal. Jika kita terus berpikir tentang apa yang bisa terjadi pada kita, maka kita tidak perlu lagi untuk menggambar. Kami menggambar, apa yang kami sukai dan bagi kami kebebasan berpendapat amat penting," katanya.
Sementara itu, Tuncay Akgun juga sudah meminta maaf kepada umat Islam atas kartun yang dibuatnya bersama tim. Ia bilang, kartun itu bukan menggambarkan Nabi Muhammad.
Tokoh yang digambarkan bernama Muhammad, tapi itu dimaksudkan sebagai simbol dari korban serangan Israel. Nama Muhammad kan memang sangat umum di dunia Muslim, lebih dari 200 juta orang punya nama itu.
"Gak ada hubungannya sama sekali dengan Nabi. Kita gak akan pernah berani ambil risiko kayak gitu," kata Akgun ke kantor berita AFP.
(tia/nu2)