Tango in Bali 2025 Digelar Lagi, Jadi Pertukaran Budaya Dua Negara

Nah, di tahun perayaan yang ke-12 Tango in Bali kembali digelar pada 12-16 Juni di Bali. Gak cuma unjuk gigi dan kumpul bareng penari lainnya tapi, juga ada Indonesia Championship Preliminaries keempat yang ngajak siapapun buat ikut kompetisi rebutin posisi jawara hingga bertanding ke Buenos Aires pada Agustus mendatang.
Penggagas Tango in Bali, Ratih Soe Kosasie cerita penyelenggaraan kali ini bakal terlihat beda dari tahun-tahun sebelumnya. "Walaupun temanya mungkin terkesan sama ya, Tango in Bali ini gabungin kolaborasi budaya Indonesia dan Argentina dalam hal ini tango," terangnya saat jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (27/5/2025).
Sejak awal dibuat, komunitasnya masih kecil dan gak mudah buat kumpul di event serupa.
"Mungkin bagi sebagian orang, tango itu terlalu close dan intimated. Suatu tantangan emang buat besarin komunitas tango. Bergerak pelan tapi pasti sampai akhirnya kita punya satu komunitas yang lumayan besar di Indonesia," tegas Ratih.
Menurut Ratih juga, selama buat event di Bali ada banyak kolaborasi bareng budaya lainnya yang dilibatin. Pihaknya pernah berkolaborasi dengan penari Gandrung Banyuwangi dan budaya dari daerah-daerah lainnya.
![]() |
"Kali ini, ngelanjutin kesuksesan Hari Kartini kemarin, kami gabungin dengan budaya Jawa Tengah. Karena tari Jawa yang sangat pelan digabungin sama tango yang energik. Pelan gerakannya di tango sebetulnya yang rasa kita sama-sama aja," katanya.
Sejak 2012, Tango in Bali hadir di Indonesia. Bermula dari komunitas pencinta tarian tango, lambat laun berkembang jadi lebih besar. Mereka pun mulai bikin kompetisi tari yang tahun ini sudah keempat kalinya.
Tahun ini ada 17 negara yang bakal berpartisipasi dengan dua kategori yakni Tango Pista dan Scenario. Juaranya bakal diterbangkan ke Buenos Aires buat mengikuti perlombaan kejuaraan dunia.
Nantinya, para maestro yang bakal berpartisipasi di antaranya Robert Reis Jonny Carvajal dan Suyay Quiroga, Gabriel Ponce dan Analia Morales (juri dan guru), Dante Sanchez dan Roxana Suarez (juri dan guru), Miguel Angel Zotto and Daiana Guspero (juri dan guru), David Alejandro Palo (direktur artistik).
Robert Reis yang pernah ke Indonesia 16 tahun yang lalu dan bertemu dengan penari tango di Indonesia takjub sama perkembangannya di masa sekarang.
![]() |
"Saya kaget karena komunitas tari ini sudah berkembang pesat dan ada banyak penari yang ikut populerkan tari tango. Buat saya, berbeda banget dan saya ngucapin rasa terima kasih buat tim Ratih Soe yang sudah bekerja keras," terangnya.
Menurut Robert, tari tango sangat terbuka sama jenis tarian apapun. Siapapun yang mau menari tango juga harus selalu membuka pikirannya.
"Buat merasakan apa yang mau dirasa, dan saya pikir level penari tango di Indonesia sangat baik. Tango itu adalah budaya untuk kekerabatan dan saya mau orang-orang yang menari bisa menyebarkan apa yang mereka rasakan: tentang kebahagiaan," pungkasnya.
(tia/wes)