Review
Musikal Dangdut Kukejar Kau Sayang: Kocak, Satire, dan Segar!

Dangdut selama ini selalu identik sebagai musik kelas menengah bawah dan mendarah daging dengan masyarakat Indonesia. Bukan dangdut yang kuno dan itu-itu aja, tapi Aulion sebagai sutradara coba hadirkan secara modern, lebih enerjik, dan nuansa yang lebih segar.
Elemen itulah yang coba dihadirkan konten kreator Aulion buat bikin musikal Dangdut: Kukejar Kau Sayang yang berlangsung sepanjang akhir pekan ini di Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta Pusat.
Pertunjukan musikal berdurasi 3,5 jam dengan dua babak dibuka dengan adegan seorang perempuan pekerja rumah tangga yang bernama Ica yang sedang nyapu sambil nyanyi sebuah lagu dangdut. Kehidupan Ica yang berada dalam taraf kemiskinan buatnya bermimpi agar suatu hari nanti bisa bertemu dengan penyanyi dangdut bernama Jay Bahari.
Suatu hari, ada kontes buat video terkreatif. Hadiahnya, tiket konser Jay Bahari di Margondol.
Dengan bantuan warga miskin tempat Ica tinggal, ia ingin wujudin mimpinya. "Kemiskinan kita jangan menghalangi mimpi, kita harus percaya kalau kita bisa bermimpi," kata Ica.
![]() |
Demi mengejar mimpi, Ica dibantu oleh Yeyen seorang wibu yang bermimpi ke Jepang dan jadi waifu Naruto, Gugun si tukang jait keliling yang ingin jadi fashion designer, dan Bang Wendi si tukang sayur keliling pakai gerobak.
"Kita semua pasti bisa (mencapai mimpi), asalkan ada usaha," tegas Ica.
Pementasan itu memang ceritain perjuangan seorang kaum miskin buat ngejar mimpinya yakni idola penyanyi dangdut. Ica yang rumahnya di Bekasyong harus mengejar ke Margondol dengan gerobak sayur. Sayangnya, setelah bertemu Jay Bahari, Ica justru krecewa.
Pentas musikal ini juga munculin romansa yang kocak dan sukses bikin perut mules. Ada anggota trio Gegana yang ingin jadi penyanyi dangdut profesional demen sama Bang Wendi, tapi ia justru suka banget sama Ica sampai nggak pernah nolak permintaannya.
Selama pertunjukan, ada banyak kejutan. Lagu Bedagang karya Rhoma Irama juga nostalgia masa lalu, lagu bertema religi lengkap dengan penari latar ala grup vokal Islami juga ada sampai Naruto di tengah-tengah cerita.
Artistik panggung yang ada tiga sesuai dengan latar yakni perumahan kumuh tempat Ica tinggal lengkap dengan detail rumah kontrakan dan jemurannya, depan rumah elite Bu MW yakni Grand Bekasyong City, dan dinding yang multifungsi. Sayangnya lighting yang agak gelap dan seakan sulit fokus di satu titik sampai teknis blocking pemain masih kurang. Karakter Bu MW yang selalu galak dan teriak-teriak pada Ica, kayaknya nggak perlu digambarin sebagai ibu hamil trimester tiga. Tanpa kondisi hamil pun, Bu MW sudah bisa jadi antagonis.
![]() |
Aulion sekan ingin memusatkan semua hal di luar minus di atas, mulai dari dialog sarat satire dan komedi komikal sampai 20 lagu dangdut yang dinyanyikan pemain. Nuansa colorful pada kostum dan artistik di atas panggung yang diacungi jempol. Plus-nya juga, 4 juru bahasa isyarat yang ada di pinggir panggung sisi kanan dan kiri. Selama redaksi detikpop nonton pementasan, nggak ada satu pun penyelenggara teater yang punya ide tersebut.
Plus lainnya juga, ini jadi satu-satunya pementasan teater yang dibuat oleh Gen Z, dan dihadiri oleh lebih banyak penonton muda khususnya Gen Z di hari pertama pertunjukan. Semuanya dengan nuansa kekinian namun tema yang sudah ada sejak lampau. Dua jempol buat Aulion, dua jempol lagi buat IndonesiaKaya yang mendukung penuh mimpi Aulion demi bikin pentas musikal Dangdut: Kukejar Kau Sayang versi panjang. Shout out loud, Aulion!
(tia/dar)