Cerita di Balik Tarian Legenda Burung Api dari Manggarai

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
EKI Dance Company
Foto: Dion Wijaya/EKI Dance Company
Jakarta - Dengar nama EKI Dance Company, pastinya langsung teringat akan kiprah dan koreografi dari mendiang Rusdy Rukmarata. Sepeninggal Rusdy, EKI Dance Company masih berjalan dengan tangan dingin istrinya, Aiko Senosoenoto bersama dua orang anak perempuan.

Dalam pentas Dance for All kolaborasi antara EKI Dance Company dan Cicilia Ballet School di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Minggu (20/7/2024) pukul 19.30 WIB, ada satu tarian yang unik banget.

Tarian Legenda Burung Api dari Manggarai terinspirasi dari legenda Firebird asal Rusia. Musiknya diambil dari Suite from The Firebird (1919 version) dari komposer Igor Stravinsky dengan orkestra New York Philharmonic dan konduktor Leonard Bernstein.

Legenda Burung Api dari Manggarai merupakan karya mendiang pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata.

Produser pentas Dance for All sekaligus penari dalam Legenda Burung Api dari Manggarai, Nala Amyrtha, cerita kalau tarian yang diadaptasi oleh ayahnya itu sengaja menambahkan karakter bebek yang khas Indonesia banget.

"Saat Mas Rusdy mau bikin adaptasi dari Firebird, maunya yang Indonesia banget. Gak mau dari karya bule-bule, jadi ceritanya ada rakyat yang sengsara dan mencari sesuatu buat membebaskan dari kegelapan," terangnya saat ditemui di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), belum lama ini.

EKI Dance CompanyCerita di Balik Tarian Legenda Burung Api dari Manggarai Foto: Dion Wijaya/EKI Dance Company

Ada seorang dukun yang bawa cahaya dan kebahagiaan buat mereka. Rakyat pun senang, tapi di tengah kebahagiaan itu keluarlah seekor bebek yang gak sempurna.

"Bebek kan terlihat jelek ya, gak sempurna. Tapi mereka happy, burung api dan bebek menari bersama. Mereka saling tertarik tapi saking nafsunya, gak sengaja membakar bebek. Dia sedih, lalu dukun mengubah mereka jadi manusia," jelas Nala.

Menurut Nala, karakter penari bebek sengaja diadopsi mendiang Rusdy Rukmarata. "Ketidaksempurnaan dan tidak bahagia, saat bikin ini, beliau bilang harus ada bebek nih dalam ceritanya dan ternyata diterima dengan baiik," tukasnya.

Selama 120 menit, detikers yang suka banget nonton pertunjukan tari balet bisa melihat gemulainya tarian para penari. Ada 8 tarian dari Cicilia Ballet School dan dua tarian EKI Dance Company. Serta satu tarian hasil kolaborasi penari dari Cicilia dan EKI Dance Company. Bukan cuma tampilin balet klasik saja, tapi pentas Dance for All juga ada tarian kontemporer dan hiphop.

Totalnya bakal ada 11 tarian, di antaranya Dance for All, My Little Dolls, Musical Doll, The Movements, The Box, The Little Fairies, Good at Dancing, Le Monsta, Maya, Firebird, dan Fairy Doll. Sampai sekarang, tiketnya sudah terjual sebanyak 80 %.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO