Mau Tahu Bedanya Anime Shonen dan Seinen? Ini 3 Faktanya

Khairunnisa Mukinin
|
detikPop
Karakter Buggy di anime One Piece.
Foto: dok. Toei Animation
Jakarta - Pencinta anime tentunya sudah gak asing dong sama istilah seinen dan shonen dalam dunia anime. Istilah tersebut bukan suatu genre ya, genks, tapi keduanya merupakan sebuah istilah demografis yang menargetkan populasi buat jadi konsumennya.

Bisa dibilang, keduanya tuh berbeda layaknya siang dan malam. Kayaknya, masih banyak penggemar yang bingung buat bedain keduanya. Tapi, hal tersebut wajar genks, mengingat betapa rumitnya hal tersebut, apalagi dalam serial seinen.

Mudahnya, serial shonen ini menargetkan audiens remaja laki-laki, sedangkan kalau serial seinen target penontonnya laki-laki 19-50 tahun atau bisa dibilang dewasa muda. Penargetan ini bukan tanpa sebab, karena keduanya punya alur cerita yang berbeda.

Kalau shonen punya rumus-rumus tertentu dalam serialnya atau biasa disebut klise, seinen biasanya punya alur yang sulit ditebak, dan susah dipahami, lebih dari sekedar nonton. Tapi, bukan berarti remaja laki-laki gak bisa nonton seinen ataupun sebaliknya ya, genks.

1. Periksa Terbitan Manga-nya

Nah, buat mastiin demografis anime, kamu bisa cek tempat terbitnya manga-nya nih. Nah, publikasi shonen yang populer, antara lain Weekly Young Jump Shueisha, Weekly Young Magazine Kodansha, dan Weekly Young Sunday Shogakukan.

Tapi, ada juga nih kasus yang agaknya membingungkan ya genks, seperti Jojo's Bizarre Adventure yang awalnya diterbitkan lewat Weekly Shonen Jump, lanjutannya justru diterbitkan lewat majalah seinen, Ultra Jump.

2. Sejauh ini Shonen Lebih Populer

Detikers tentunya tau dong judul-judul serial kayak Dragon Ball, Naruto, dan One Piece. Nah, judul-judul tersebut ternyata merupakan anime shonen loh! Fun fact-nya, serial yang ngebuka jalan bagi kebangkitan media global yakni sebagian besarnya berasal dari shonen. Gak ayal sih, karena dengan plot yang cenderung punya formulasi yang sama dan ringan, shonen cocok buat dikonsumsi segala umur. Cuma 55 manga yang berhasil terjual lebih dari 50 juta kopi, dan 44 diantaranya merupakan bagian dari shonen. Bisa dibilang shonen ini lebih universal dibanding seinen yang ngusung tema dewasa.

3. Fokus Utama Jalan Cerita

Baik shonen maupun seinen, keduanya punya fokus yang berbeda loh, genks. Shonen utamanya berfokus pada aksi dan pertarungan, sesuatu yang menarik buat para laki-laki remaja. Bukan berarti elemen lain gak bisa dimasukan ya, genks, contohnya One Piece yang ketambahan elemen fantasi, menunjukkan shonen gak dibatasi pada plot pertempuran aja.

Sedangkan pada anime seinen justru punya lebih banyak kebebasan dalam struktur plotnya. Bisa ngebahas politik, romansa, misteri, fantasi, komedi, dan lebih banyak lagi. Selain itu, serial seinen juga agaknya less restricted karena demografinya yang gak bertarget buat ditonton audiens yang lebih muda, konsepnya pun gak terlalu berlebihan. Istilahnya, gak perlu terlalu disuapin lah karena audiens dewasa tentu sudah paham banyak hal.

Nah, buat kamu yang tertarik dengan shonen, kamu bisa mulai menonton serial anime populer, seperti One Piece, Naruto, maupun Bleach. Sedangkan bagi kamu yang klop sama seinen, Tokyo Ghoul bisa masuk ke list serial seinen yang worth-watching.


(mg1/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO