75 Nama Laki-laki Jawa Klasik yang Nyaris Punah

Ilustrasi orang atau adat Jawa. — Ilustrasi/Foto: Agto Nugroho/Unsplash

Daftar Isi

Berikut Nama Laki-laki Jawa Klasik yang Nyaris Punah:

1. Yang diawali dengan suku kata su-

2. Yang diawali dengan suku kata sa-

3. Yang diawali dengan suku kata wi-

4. Yang diawali dengan suku kata ka-

5. Yang diawali dengan suku kata tu-

7. Yang diawali dengan suku kata po-

8. Yang diawali dengan suku kata ju-

9. Yang diawali dengan suku kata wa-

10. Yang diawali dengan suku kata nga-

Surabaya -

Banyak nama laki-laki Jawa klasik yang nyaris punah. Seperti nama-nama yang jadi tren di era 1950-an dan 1960-an.

"Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi," begitu kata William Shakespeare, seorang pujangga berkebangsaan Inggris.

Namun terlepas dari itu, nama menjadi sebuah identitas. Seperti yang dikutip detikEdu dari artikel berjudul Saat Orang Jawa Memberi Nama: Studi Nama di Tahun 1950-2000 yang terbit dalam jurnal Patrawidya. Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, orang-orang dari Suku Jawa mudah dikenali dari namanya. Seperti nama berakhiran so, to, no dan wo untuk laki-laki, dan berakhiran si, ti dan ni untuk perempuan.

Di mana ada kecenderungan dari keluarga-keluarga petani Jawa yang memberi nama singkat untuk sang anak. Kemudian namanya kerap merujuk pada hari kelahiran.

Seperti nama Ponimin atau Poniyah yang merujuk pada hari pasaran Jawa Pon. Kemudian nama Legimin atau Legiyah yang merujuk pada hari pasaran Legi. Nama-nama seperti itu menjadi tren pada era 1950-an dan 1960-an.

Sahid Teguh Widodo dalam studi bertajuk Konstruksi Nama Orang Jawa: Studi Kasus Nama-Nama Modern di Surakarta menjelaskan, orang Jawa pada zaman dulu kerap menggunakan nama dengan awalan su.

Seperti nama Suhardi. Menurutnya, awalan su pada nama Suhardi merupakan sebuah morfem.

Su artinya baik. Seperti nama Sumitro yang mengandung arti dapat menjadi sahabat yang baik.

Zaman berubah, tren terus berganti. Begitu juga dengan tren sebuah nama.

Di era 1990-an dan 2000-an, tren nama Jawa berubah. Nama-nama yang disematkan berkembang sesuai dengan zaman dan wawasan. Sehingga, nama-mana yang dulu menjadi tren di era 1950-an dan 1960-an kini nyaris punah.