Di tengah sempitnya kawasan bantaran rel kereta api (KA) Desa Dupak Magersari, Surabaya berdiri sebuah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) yang dijadikan sebagai tempat belajar mengaji setiap sore bagi anak-anak setempat. Tempat itu bernama TPQ Al-Hikmah Kapirel yang diiniasi warga setempat bernama Nikmah (60).
Keinginan Nikmah menebar ilmu membulatkan tekadnya untuk mendirikan tempat mengaji. Meski Nikmah tidak mengenyam pendidikan formal, dia tidak menggugurkan niatnya mendirikan TPQ. Ia justru terpacu untuk belajar agar bisa menebar manfaat bagi orang lain.
Dengan dukungan penuh dari suami dan anaknya, TPQ Al-Hikmah dapat berdiri dan bertahan hingga saat ini.
"Aku pingin jadi guru mbak, tapi enggak ada biaya, jadi enggak bisa sekolah. Tapi, aku enggak minder bodoh, karena aku punya temen banyak, aku bisa tanya ke mereka, dan mereka dengan senang hati mau menjawab. Jadi dasarnya itu mau dan belajar, kalau mau pasti ada jalan. Hidup itu tidak perlu disesali, tapi dijalani. Kalau ada niat baik, pasti ada saja jalannya. Suami mendukung, anak-anak mendukung, akhirnya berdiri TPQ Al-Hikmah Kapirel ini," kata Nikmah kepada detikJatim, Kamis (18/12/2025).
Semula, Nikmah hanya mengajar 3 hingga lima anak saja dengan ruangan yang sangat terbatas. Maklum, kondisi rumah di sekitar bantaran rel memang cukup sempit. Meski begitu ia tidak terlalu mempersoalkan soal tempat.
Baginya, yang terpenting adalah anak-anak memiliki akses pada pendidikan agama sejak dini, merasa nyaman ketika belajar, dan mendapat pendampingan yang mungkin tidak mereka peroleh di rumah.
"Motivasi saya itu, anak-anak harus terdidik mulai dari dini. Karena belum tentu di rumah mereka itu ada pendidikan, apalagi kalau ada anak-anak yang broken home," ujarnya.
Berkat kesabaran dan ketelatenannya, jumlah santri TPQ Al-Hikmah Kapirel terus mengalami peningkatan. Hingga kini, muridnya telah mencapai 80 anak dari berbagai usia, mulai dari usia PAUD hingga SMP.
Tak hanya itu, tempat mengajarnya pun juga mengalami perubahan, karena rumah pribadinya tidak lagi muat menampung jumlah anak yang terus bertambah.
"Rumah yang sekarang ditempati TPQ ini dulu adalah milik orang yang sudah meninggal, lalu dijual, terus saya dan suami berinisiatif untuk membeli, awalnya ya dari mana uangnya? Itu minta Rp 70 juta, itu masih tanah. Dulu awalnya saya sampai terjebak utang untuk beli rumah itu. Terus kita open donasi kan, karena bangunan ini memang rencananya akan dimanfaatkan untuk TPQ dan aktivitas warga RT 1 RW 9," terangnya.
Saat detikJatim berkunjung ke lokasi, kondisi bangunan TPQ Al-Hikmah Kapirel memang tampak baru dibangun, bahkan jendela dan pintunya masih belum ada. Rupanya, donasi yang Nikmah kumpulkan hanya cukup untuk membeli tanah dan renovasi bangunan tersebut.
"Ini baru dibangun sekitar 4 tahunan, ini ada tiga lantai, tapi, ya, itu, masih belum bisa belikno (membelikan) jendela sama pintu," imbuhnya.
Baca juga: Hukum Merayakan Hari Ibu dalam Islam |
Di ruang sederhana itu, Nikmah mengajar anak-anak dan membaginya dengan dua sesi, yakni sesi sore dan malam hari. Agar kegiatan tetap berjalan efektif, tanpa mengurangi kenyamanan anak-anak.
"Kalau dulu yang ngajar cuma ibu, sekarang dibantu sama anak saya dan ada juga wali murid yang bantu," tuturnya.
Sudah hampir 27 tahun menjalankan TPQ itu, Nikmah mengaku tidak mendapat tantangan yang sangat menyulitkan. Ia justru bangga telah berani mengambil langkah ini. Nikmah juga percaya bahwa tidak ada anak-anak yang nakal, mereka semua cerdas dengan potensi masing-masing.
"Ibu kan kader KB, kader PKK, kader Surabaya hebat, jadi ibu tahu kondisi anak-anak seperti apa? Sebenarnya anak-anak itu enggak ada yg bodoh, semuanya pintar. Kita itu harus jadi pelaku (mengajak kebaikan) jangan hanya menyuruh saja. Kan gitu, kan kalau kita punya perilaku baik, anak juga ikutan berperilaku baik," tegasnya.
Nikmah berharap, TPQ Al-Hikmah Kapirel ini dapat terus bertahan dan menebar manfaat yang lebih banyak bagi lingkungan sekitar.
"Harapan saya TPQ terus berjalan dan bermanfaat bagi semua. Terus langgeng dan bisa turun-menurun ke anak cucu ibu, saya enggak mau di sekeliling ini ada anak yang enggak bisa ngaji," tutup Nikmah.
Simak Video "Video Mengenal Perayaan Hari Ibu 2024: Sejarah Hingga Makna Tahuh Ini"
(auh/dpe)