Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menegaskan komitmennya untuk memperkuat layanan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, saat membuka Gebyar Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2025 di Parkir Timur GOR Delta Suwarto, Rabu (10/12/2025).
Dalam sambutannya, Mimik menekankan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik.
"Kalian istimewa, kalian berhak mendapatkan pendidikan terbaik, dan kalian mampu mencapai apa yang kalian cita-citakan," ujar Mimik di hadapan ratusan peserta didik, guru, orang tua, serta perwakilan organisasi penyandang disabilitas.
Ia menegaskan bahwa momen peringatan HDI harus menjadi dorongan bersama untuk mempercepat terwujudnya masyarakat dan layanan pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.
"Tidak ada pembangunan yang benar-benar maju jika masih ada masyarakat yang tertinggal atau tidak mendapatkan kesempatan yang sama," tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud), telah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam memperluas akses pendidikan inklusif. Antara lain pelatihan guru terkait akomodasi yang layak, peningkatan kapasitas sekolah inklusif, serta kerja sama dengan pakar dan organisasi disabilitas.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, menyampaikan bahwa komitmen Sidoarjo terhadap layanan pendidikan inklusif sudah berlangsung jauh sebelumnya.
"Sidoarjo telah memiliki Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, bahkan sebelum Undang-Undang Penyandang Disabilitas diterbitkan pada 2016," kata Tirto.
Ia juga mengingatkan bahwa Sidoarjo pernah meraih 'Inclusive Education Award' tingkat nasional pada tahun 2012, diikuti penghargaan yang sama pada tahun 2014 yang diterima Kepala SMPN 4 Sidoarjo.
Tirto juga melaporkan bahwa Sidoarjo adalah satu dari hanya empat kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah memiliki Unit Layanan Disabilitas (ULD) secara resmi.
"Dulu antrean layanan ULD bisa mencapai satu tahun. Berkat berbagai inovasi, kini bisa dipangkas menjadi sekitar enam bulan," ujarnya.
Menurutnya, keberadaan ULD menjadi tonggak penting untuk memastikan penyandang disabilitas mendapatkan layanan asesmen, rekomendasi pendidikan, dan pendampingan yang terstandar.
Gebyar HDI 2025 menampilkan berbagai lomba bagi peserta didik disabilitas, seperti lomba tari tradisional, menyanyi, fashion show, membatik, mewarnai, face and body painting, hingga lomba menghias barang bekas.
Selain itu, ULD Dispendikbud juga menyelenggarakan lomba Forum Penyelenggara Pendidikan Inklusif (FPPI) sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang konsisten mengembangkan layanan inklusif. Seluruh perlombaan telah digelar pada 24-28 November dan para pemenang diumumkan dalam acara puncak hari ini.
Di akhir sambutannya, Wakil Bupati Mimik Idayana mengajak seluruh pihak-guru, orang tua, lembaga pendidikan, organisasi disabilitas, dunia usaha, hingga pemerintah daerah-untuk terus memperkuat kolaborasi.
"Pendidikan inklusif bukan hanya soal pengetahuan, tetapi tentang kemanusiaan. Tugas kita memastikan semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, percaya diri, dan meraih masa depan yang mereka impikan," kata Mimik sebelum resmi membuka acara.
Acara Gebyar Peringatan Hari Disabilitas Internasional Kabupaten Sidoarjo Tahun 2025 turut mendapat dukungan APBD serta kontribusi dari berbagai perusahaan melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP).
Gelaran ini diharapkan menjadi wujud nyata kepedulian dan komitmen seluruh pemangku kepentingan di Sidoarjo dalam menciptakan daerah yang ramah dan inklusif bagi semua.
Simak Video "Video: Hari Disabilitas Internasional, Yuk Belajar Bahasa Isyarat Indonesia!"
(auh/hil)