Pemerintah Kabupaten Sidoarjo meraih Penghargaan STBM Madya Terbaik I nasional berkat integrasi sanitasi, edukasi, dan tata kelola kesehatan. Pengakuan ini menegaskan keberhasilan perubahan perilaku dan pengelolaan lingkungan sebagai model bagi daerah lain.
Sidoarjo dianggap mampu memadukan aspek teknis dan edukasi masyarakat, sehingga STBM berkembang bukan sekadar program sementara, melainkan menjadi bagian dari tata kelola publik dan rutinitas warga.
Penghargaan tersebut diterima langsung Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Auditorium Siwabessy.
"Ini menandai puncak dari program yang telah berjalan dan bertransformasi menjadi model replikasi bagi daerah lain," kata Mimik Idayana dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).
Salah satu fokus unggulan adalah SMPN 1 Gedangan yang menjadi contoh penerapan lima Pilar STBM. Sekolah ini memiliki kantin sehat bebas 5P (pewarna, pengawet, perasa, pemanis buatan, dan penyedap), sistem pembayaran non-tunai, fasilitas CTPS (cuci tangan pakai sabun), serta grease trap di dapur untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Kedua, Puskesmas Gedangan yang menjadi role model pelayanan kesehatan inklusif berbasis GEDSI (gender, disabilitas, dan inklusi sosial). Dengan mengintegrasikan konsep STBM, puskesmas tidak hanya berfokus pada penanganan penyakit, tetapi juga berperan sebagai pusat advokasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Ketiga, RT 40 Perum Magersari Kampung Mandiri, menonjol lewat inovasi tingkat RT. Rumah STBM menjadi pusat kegiatan dengan simulasi Penyedotan Lumpur Tinja Terpadu (LLTT), program Tabungan TAMMARA bersama BPR Delta Artha, pengelolaan bank sampah, dan pemanfaatan TOGA yang memberdayakan warga secara ekonomi dan lingkungan.
Keempat, RT 23 Perum Sekardangan Kampung Edukasi Sampah, menonjol lewat edukasi pengelolaan sampah, produksi pupuk cair organik, pemanfaatan energi terbarukan dengan solar cell, penerapan IPAL komunal, serta pembudayaan CTPS di seluruh lapisan masyarakat.
Kelima, TPA Griyo Mulyo, menjadi satu-satunya fasilitas dengan pengelolaan keuangan persampahan berbasis BLUD. Menggunakan metode ERiC dan sanitary landfill, TPA ini tak hanya mengolah sampah, tetapi juga menghasilkan kompos dan eco-lindi melalui IPAL modern.
Dampak jangka panjang dan tantangan ke depan adalah memastikan pendanaan berkelanjutan, memperluas kapasitas teknis di tingkat desa dan kelurahan, serta menjaga konsistensi perilaku masyarakat.
Keberhasilan Sidoarjo menunjukkan bahwa kombinasi kebijakan, inovasi keuangan, dan pendidikan publik dapat mengubah masalah sanitasi menjadi peluang ekonomi dan kesehatan.
Penghargaan STBM Madya Terbaik I menjadi pengakuan atas proses panjang Sidoarjo. Lima fokus unggulan membuktikan transformasi perilaku dan pengelolaan lingkungan, menjadikan Sidoarjo berpotensi jadi rujukan nasional percepatan sanitasi berkelanjutan.
Simak Video "Video Santri Cerita Momen Terjebak 3 Hari di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo"
(prf/ega)