.webp)
Pemkab Klaten bekerjasama dengan pihak swasta bakal menyulap Plasa Klaten menjadi Klaten Town Square. Nantinya pusat publik baru tersebut dilengkapi berbagai fasilitas.
"Ada bioskopnya, ada kafe keluarga, ada kulinernya, ada karaoke keluarga dan lainnya," ungkap Bupati Klaten, Sri Mulyani kepada wartawan, Jumat (13/1/2023) usai sidak alun - alun Klaten.
Mulyani menyatakan bangunan lantai tiga milik Pemkab itu nantinya diubah nama menjadi Klaten Town Square. Pengelola akan merombak total bagian depannya.
"DED kan dari pihak ketiga dan sudah saya setujui. Tampak muka nantinya memang berubah total," jelas Sri Mulyani.
Plasa tersebut, sambung Mulyani, disewakan kepada pihak ketiga dengan jangka waktu 1-5 tahun. Setelah itu bisa diperpanjang sampai 20 tahun.
"Bisa diperpanjang sampai 20 tahun. Untuk konstruksi dari pihak ketiga sudah mengecek dan hasilnya masih layak, insyaallah tahan gempa," kata Sri Mulyani.
Fasilitas bioskop, imbuh Mulyani, menjadi syarat utama bagi penyewa Plasa Klaten tersebut. Sebab selama ini beberapa investor gagal karena tidak melengkapi bioskop.
"Dulu pernah gagal karena tidak mau dengan adanya bioskop, mereka sanggup. Kawasan itu jadi pusat nadinya Klaten karena pasar tradisional semi modern, ada mall, alun alun sudah kita percantik dan insyaallah harapan masyarakat Klaten, Klaten sudah kelihatan hasil penataannya saat ini," lanjut Sri Mulyani.
Investor itu, sebut Mulyani berasal dari Jakarta yang juga berpengalaman menangani Plaza Singosaren Solo dan Semarang. Target akhir tahun ini dibuka
"Tahun ini insyaallah, akhir tahun ini target saya sudah dioperasikan. Mall ini tidak tersambung dengan Pasar gede yang baru," pungkas Mulyani.
Sekda Kabupaten Klaten, Jajang Prihono menyatakan renovasi oleh pihak ketiga akan dimulai Januari ini.
"Bukan Pemda yang mengubah, hanya aset milik Pemda tapi kita kerja samakan dengan sewa. Sudah ada rencana dibenahi, termasuk ada bioskop dan kita sudah diskusi nanti istilahnya di-upgrade," papar Jajang kepada wartawan.
Plaza Klaten dari berbagai sumber yang dihimpun detikJateng dikembangkan pihak ketiga selama 25 tahun sejak tahun 1993. Setelah hak guna bangunan (HGB) berakhir 2018 akhirnya kembali menjadi aset Pemkab.
(ahr/aku)
