Suasana haru menyelimuti dua rumah duka yang berjarak hanya beberapa meter di Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Dua keluarga di lingkungan ini sama-sama kehilangan anggota keluarganya dalam kecelakaan maut bus rombongan kader Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Semarang di Tol Pemalang, Sabtu (25/10).
Pantauan detikJateng di rumah duka pertama yang berada di gang kecil tak jauh dari jalan utama, yakni tempat jenazah almarhumah Sri Fitriyati (58) disemayamkan, tampak kursi berderet di jalan depan rumah duka.
Papan bunga ucapan duka cita berjajar di depan rumah duka. Papan tersebut datang dari Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, hingga Istri Mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Krisseptiana.
Tampak tangis suami almarhumah yang bernama Widodo (58) itu pecah saat menyalami para tetangga yang datang silih berganti menyampaikan duka. Dengan wajah tegar ia menerima para tamu yang datang mendoakan istri tercintanya.
"Bu Fitri ini aktif di kegiatan kelurahan, terutama di bidang kesehatan masyarakat. Kesehariannya juga wiraswasta, tapi kalau ada kegiatan, pasti ikut bantu," kata Niko (26), kerabat almarhumah, saat ditemui detikJateng di rumah duka, Minggu (26/10/2025).
Menurut Niko, almarhumah Fitri ikut rombongan kegiatan FKK ke Guci, Kabupaten Tegal. Keluarga baru mendengar kabar meninggalnya korban dari media sosial.
"Kegiatannya seperti piknik gitu. Kami tahunya (kabar kematian) dari grup dan foto di medsos, baru kemudian dikonfirmasi kalau ternyata beliau jadi salah satu korban," lanjutnya.
Mendiang Fitri sendiri meninggalkan seorang suami dan dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Rencananya, jenazah dimakamkan siang ini di makam Bendan Ngisor.
"Keluarga sangat terpukul karena berangkat itu kan masih sehat. Pulang-pulang sudah meninggal," ujarnya.
Tak jauh dari situ, suasana duka serupa terasa di rumah almarhumah Endah Cipta Ningrum (51), yang juga menjadi korban dalam kecelakaan bus tersebut. Rumahnya hanya sepelemparan batu dari rumah duka Almarhumah Fitri.
Tampak papan duka cita juga berjajar mulai dari Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuudin hingga Istri Mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Krisseptiana. Sejumlah pelayat berdatangan sejak pagi, sebagian membawa bunga dan air doa.
"Infonya kami terima sekitar jam 11.00 WIB siang kemarin. Dibilang kalau Bu Endah kecelakaan di Exit Tol Pemalang, sudah meninggal di tempat," tutur Asih (64), kerabat almarhumah yang berasal dari Pemalang, di rumah duka.
Menurut Asih, jenazah Endah sempat dibawa ke RS Siaga Medika Pemalang sebelum diberangkatkan ke Semarang. Mendiang juga langsung dimandikan di sana.
"Saya tadinya disuruh buka buat memastikan jenazah, tapi saya nggak berani gitu. Katanya soalnya parah. Terus saya telepon semua keluarga dikasih tahu, terus ke rumah sakit Siaga Medika, pas pada di sana yang berani ya ngelihat jenazahnya, kalau nggak berani ya ya lebih baik tidak," ungkapnya.
Ia menuturkan, Endah sendiri dikenal sebagai sosok aktif di lingkungan FKK dan PKK kelurahan. Ia meninggalkan seorang suami dan dua anak.
"Suami satu, terus anak dua, yang satu laki-laki satu perempuan. Kalau yang perempuan belum belum pulang ini dari Australia, masih perjalanan. Kalau anaknya yang satu masih di sini, kelas 3 SMA," ungkapnya.
"Kami sangat terpukul mendengar berita, apalagi kecelakaan, dan lagi katanya kondisinya yang terparah gitu. Beliau itu orangnya baik, selalu aktif di kegiatan masyarakat," lanjutnya.
Keluarga Endah asal Pemalang pun sebagian ikut mengantar jenazah ke rumah duka malam tadi dan sebagian lainnya berangkat dari Pemalang pagi tadi.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan bus maut terjadi di Jalan Tol Pemalang di KM 312B pada Sabtu (25/10), sekitar pukul 08.25 WIB. Bus DK 9296 AH, tidak terkendali saat jalan menikung. Bus sempat menabrak pembatas jalan tol sebelum akhirnya terguling keluar dari badan jalan. Akibat peristiwa tersebut 4 penumpang tewas dan belasan penumpang lainnya luka-luka.
Simak Video "Video: 2 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Surabaya, Sopir Diduga Mabuk"
(afn/afn)