Video pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir viral disebut mengkhianati Pancasila. Dalam video itu dia mengatakan pemerintah tagut. Padahal, beberapa waktu sebelumnya, dia menyatakan sudah menerima Pancasila.
Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim Ba'asyir alias Iim menyebut video yang beredar telah dipotong-potong sehingga menimbulkan persepsi negatif.
"Yang viral itu dipotong-potong. Ada pihak yang tidak bertanggung jawab memotong untuk memberi kesan sesuai apa yang dia (pemotong) inginkan," kata Iim saat dihubungi detikJateng, Selasa (30/8/2022).
Seperti diketahui, dalam video viral Abu Bakar Ba'asyir menyebut pemerintah Indonesia adalah tagut karena tidak menjalankan syariat Islam. Ceramah tersebut dilakukan di hadapan alumni Ngruki dalam rangkaian acara 50 tahun Ponpes Al-Mukmin, Sabtu (20/8) lalu.
Menurut Abdul Rochim, Abu Bakar Ba'asyir memang menginginkan Indonesia diatur sesuai syariat Islam. Namun hal tersebut masih dalam dalam konteks sesuai Pancasila.
"Pada prinsipnya beliau ingin negara kita diatur syariat Islam, dan itu tidak bertentangan dengan Pancasila. Maksud dari kalau ada yang menolak itu maka disebut tagut, itu karena mengkhianati Pancasila sendiri, mengkhianati negara sendiri yang memberi kebebasan umat Islam menjalankan syariatnya," ungkapnya.
Iim mengatakan bahwa sikap Abu Bakar Ba'asyir yang telah mengakui Pancasila memang masih belum diterima seluruh pihak. Bahkan menurutnya, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang dua kali berkunjung ke Ponpes mengakui bahwa masih ada pihak yang meragukan Abu Bakar Ba'asyir.
"Sejak awal dengan Pak Menteri sudah bilang bahwa saya (Muhadjir) ke sini pun ada yang tetap nggak suka dengan perkembangan pemikiran beliau. Itu masih ada yang nggak suka," ujarnya.
"Mereka mengambil kesempatan itu untuk membuat hal seperti itu supaya mengesankan Ustaz Abu teroris, anti pemerintah, musuh negara," pungkasnya.
Pernyataan Abu Bakar Baasyir di video viral ada di halaman berikutnya
(ahr/mbr)