Surat Al Insyirah: Bacaan, Asbabun Nuzul dan Kandungannya

Surat Al Insyirah: Bacaan, Asbabun Nuzul dan Kandungannya

Indah Fitrah - detikHikmah
Selasa, 23 Sep 2025 21:03 WIB
Ilustrasi membaca Al-quran (quran).
Alquran. Foto: Freepik
Jakarta -

Al-Qur'an menghadirkan banyak surat yang memberi ketenangan dan kekuatan bagi Rasulullah SAW dalam perjalanan dakwahnya. Surat Al Insyirah termasuk di antaranya, dengan isi yang menekankan tentang lapangnya dada, janji adanya kemudahan setelah kesulitan, serta dorongan untuk terus sabar dalam menghadapi ujian hidup.

Mengutip penjelasan dari buku Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, Surat Al Insyirah terdiri dari delapan ayat. Surat ini masuk dalam kelompok Makkiyah dan turun setelah Surat Ad-Duha. Nama Al Insyirah sendiri berarti "melapangkan," merujuk pada pelapangan dada Nabi Muhammad SAW.

Surat ini juga dikenal dengan sebutan lain, yakni Alam Nasyrah dan Asy-Syarh. Nama terakhir lebih banyak dipakai di wilayah Timur Tengah, terutama di Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Surat Al Insyirah

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ
Arab latin: Alam nasyraḥ laka ṣadrak(a).
Artinya: 1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad),

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ
Arab latin: Wa waḍa'nā 'anka wizrak(a).
Artinya: 2. meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu

ADVERTISEMENT

الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ
Arab latin: Allażī anqaḍa ẓahrak(a).
Artinya: 3. yang memberatkan punggungmu,

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
Arab latin: Wa rafa'nā laka żikrak(a).
Artinya: 4. dan meninggikan (derajat)-mu (dengan selalu) menyebut-nyebut (nama)-mu?

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
Arab latin: Fa'inna ma'al-'usri yusrā(n).
Artinya: 5. Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Arab latin: Inna ma'al-'usri yusrā(n).
Artinya: 6. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
Arab latin: Fa iżā faragta fanṣab.
Artinya: 7. Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)

وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ
Arab latin: Wa ilā rabbika fargab.
Artinya: 8. dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!

Asbabun Nuzul Surat Al Insyirah

Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa turunnya Surat Al Insyirah terjadi ketika kaum musyrikin mengejek umat Islam karena hidup dalam kefakiran. Pada saat yang sama, Allah SWT menurunkan surat ini sebagai hiburan dan penguatan hati bagi Nabi Muhammad SAW yang sedang menghadapi beban dakwah yang sangat berat.

Selain itu, riwayat Ibnu Jarir dari Al-Hasan menyebutkan bahwa ayat keenam surat ini turun bersamaan dengan sabda Rasulullah SAW:

"Bergembiralah kalian karena akan datang kemudahan bagi kalian."

Hal ini menunjukkan bahwa isi Surat Al Insyirah adalah penghiburan sekaligus janji Allah bahwa setiap kesulitan pasti diiringi dengan jalan keluar.

Kandungan Surat Al Insyirah

Dari Tafsir Al-Azhar susunan Buya Hamka dijelaskan bahwa surat Al Insyirah dimulai dengan pernyataan Allah yang melapangkan dada Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya hati beliau terasa sempit karena gelisah, sedih, dan beratnya beban hidup. Dengan kelapangan itu lahir ketenangan, kebijaksanaan, serta kekuatan untuk menjalankan tugas kenabian.

Selanjutnya Allah mengingatkan tentang beban berat yang dipikul Nabi. Dakwah beliau di tengah masyarakat yang menolak terasa menekan seakan menghimpit tulang punggung. Namun Allah yang meringankan dan memudahkan sehingga beliau sanggup menjalankan amanah besar itu.

Kemudian Allah menegaskan bahwa nama Nabi diangkat tinggi. Nama Muhammad disebut bersama nama Allah dalam berbagai syiar: azan, iqamah, syahadat, khutbah Jumat, khutbah Id, hingga ibadah haji. Imam Syafi'i menegaskan bahwa syahadat tidak sah tanpa pengakuan atas kerasulan Muhammad.

Surat ini juga menegaskan bahwa dalam setiap kesulitan ada kemudahan. Hidup manusia tidak hanya berisi susah atau senang, melainkan keduanya berjalan berdampingan.

Makna berikutnya adalah bahwa satu kesulitan tidak berdiri sendiri, tetapi dikepung oleh dua kemudahan. Karena itu kesulitan pada akhirnya akan terkalahkan. Umar bin Khathab pernah menyampaikan hal ini dalam suratnya kepada Abu 'Ubaidah. Pesan ini menjadi penguat agar umat tidak putus asa menghadapi cobaan.

Akhir surat memberi dorongan bahwa ketika satu urusan selesai, jangan berhenti, tetapi bersiap menghadapi urusan lain dengan semangat baru. Semua usaha harus disandarkan kepada Allah, tempat berharap yang tidak pernah mengecewakan hamba yang bertawakal kepada-Nya.




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads