Surah Al-Bayyinah: Arab, Latin, Terjemah Lengkap, dan Isi Kandungannya

Surah Al-Bayyinah: Arab, Latin, Terjemah Lengkap, dan Isi Kandungannya

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Kamis, 24 Okt 2024 10:15 WIB
Koran - holy book of Muslims .
Foto: Getty Images/meen_na
Jakarta -

Surah Al-Bayyinah adalah surat ke 98 yang terdiri dari 8 ayat, dan diturunkan setelah surah At-Talaq.

Surah Al-Bayyinah memiliki arti "bukti", yakni bukti nyata. Yang dimaksud dengan bukti nyata pada ayat ini adalah Rasulullah SAW dengan kitab Al-Qur'an. Hal ini jelas disebutkan dalam ayat kedua surah Al-Bayyinah ini, "(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur'an).

Berikut bacaan lengkap surah Al-Bayyinah, serta isi kandungannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surah Al-Bayyinah: Bacaan Arab, Latin, dan Artinya


لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ ۝١

Arab Latin: lam yakunilladzîna kafarû min ahlil-kitâbi wal-musyrikîna munfakkîna ḫattâ ta'tiyahumul-bayyinah

ADVERTISEMENT

Artinya: Orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (kekufuran mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata,

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ ۝٢

Arab Latin: rasûlum minallâhi yatlû shuḫufam muthahharah

Artinya: (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (Al-Qur'an)

فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۗ ۝٣

Arab Latin: fîhâ kutubung Qayyimah

Artinya: yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُۗ ۝٤

Arab Latin: wa mâ tafarraqalladzîna ûtul-kitâba illâ mim ba'di mâ jâ'at-humul bayyinah

Artinya: Tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahlulkitab, melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ۝٥

Arab Latin: wa mâ umirû illâ liya'budullâha mukhlishîna lahud-dîna ḫunafâ'a wa yuqîmush-shalâta wa yu'tuz-zakâta wa dzâlika dînul-qayyimah

Artinya: Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ ۝٦

Arab Latin: innalladzîna kafarû min ahlil-kitâbi wal-musyrikîna fî nâri jahannama khâlidîna fîhâ, ulâ'ika hum syarrul-bariyyah

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ ۝٧

Arab Latin: innalladzîna âmanû wa 'amilush-shâliḫâti ulâ'ika hum khairul-bariyyah

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk.

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗࣖ ۝٨

Arab Latin: jazâ'uhum 'inda rabbihim jannâtu 'adnin tajrî min taḫtihal-an-hâru khâlidîna fîhâ abadâ, radliyallâhu 'an-hum wa radlû 'an-h, dzâlika liman khasyiya rabbah

Artinya: Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Isi Kandungan Surah Al-Bayyinah

Mengutip buku Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya yang ditulis oleh Khalilurrahman Al Mahfani, surah Al-Bayyinah memulai dengan menjelaskan sikap orang-orang kafir, khususnya dari kalangan Ahli Kitab dan musyrikin, yang tidak akan meninggalkan agama mereka sampai datangnya seorang Rasul yang dijanjikan oleh Allah SWT. Ketika Rasul tersebut (Nabi Muhammad SAW) datang, mereka terpecah belah, sebagian beriman dan sebagian ingkar, meskipun sifat-sifat nabi sudah mereka ketahui dari kitab-kitab mereka dan beliau membawa ajaran yang benar. Allah SWT juga menegaskan tentang hal ini dengan firman-Nya, dalam surah Al-Baqarah ayat 146,

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۗ وَاِنَّ فَرِيْقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ ۝١٤٦alladzîna âtainâhumul-

Arab Latin: kitâba ya'rifûnahû kamâ ya'rifûna abnâ'ahum, wa inna farîqam min-hum layaktumûnal-ḫaqqa wa hum ya'lamûn

Artinya: "Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."

Dalam buku Mutiara Juz'amma karya Sakib Machmud, diungkapkan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani di Madinah, serta kaum musyrikin, sering terlibat dalam perdebatan dan saling menjelekkan tentang keyakinan mereka. Masing-masing kelompok mengklaim bahwa agama mereka adalah yang benar.

Kaum Yahudi mengkritik Nasrani dan musyrikin, sementara kaum Nasrani mengejek Yahudi dan musyrikin, dan kaum musyrikin pun merendahkan kedua kelompok Ahli Kitab. Ketiga golongan ini pada saat itu terjerumus dalam kesesatan dan dosa.

Kaum Yahudi, yang mengaku sebagai pengikut Nabi Musa AS, meninggalkan ajaran pemimpin mereka karena lebih mengutamakan kesenangan duniawi, melakukan perbuatan riba, dan menjalankan perdagangan yang penuh tipu daya tanpa memperhatikan penderitaan orang lain. Kaum Nasrani, yang mengaku sebagai pengikut Nabi Isa AS, bersikap berlebihan dengan menganggap Rasul tersebut sebagai Tuhan. Sedangkan kaum musyrikin, yang mengaku mengikuti agama Ibrahim AS, menyembah berhala yang ditentang oleh Rasul.

Mereka semua menantikan kehadiran seorang pemimpin besar yang akan membawa kejayaan. Kaum Yahudi dan Nasrani sering berdoa meminta kehadiran nabi yang ciri-cirinya telah mereka baca dalam Taurat dan Injil, sementara kaum musyrikin juga menghadap berhala-berhala mereka untuk berharap akan kehadiran sang pemimpin.

Karena itu pada ayat dua dan tiga dalam surah Al-Bayyinah menyatakan bahwa tanda bukti yang nyata yang mereka harapkan adalah Rasul dari Allah SWT, yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan, yang di dalamnya terdapat Kitab-kitab yang lurus. Maka Allah SWT mengabulkan harapan mereka semua dengan menetapkan salah seorang di antara orang-orang yang dekat dengan mereka yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan utusan-Nya. Allah SWT membekali beliau dengan lembaran-lembaran suci, yakni urutan wahyu yang diturunkan untuk pertama kalinya kepada beliau pada malam kemuliaan. Wahyu-wahyu tersebut berisi Kitab yang lurus.

Surah Al-Bayyinah ini juga menegaskan bahwa perintah Islam kepada manusia hanyalah untuk menyembah Allah SWT dengan menunaikan ketaatan, menunaikan agama dengan benar, mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Perintah ini telah disampaikan oleh rasul-rasul sebelumnya, meskipun ada perubahan dalam tata cara pelaksanaannya, menyembah Allah SWT adalah konsekuensi dari keyakinan terhadap-Nya sebagai pencipta dan penguasa alam semesta, sehingga seseorang sudah seharusnya taat kepada aturan-Nya karena keyakinan bahwa aturan tersebut adalah baik dan benar.

Aturan-aturan Allah SWT itulah yang disebut sebagai addinul-qayyimah ('agama yang lurus'). Di antara perintah pokok yang dinyatakan dalam agama yang lurus adalah mendirikan salat dan menunaikan zakat. Dengan salat, orang membina hubungan yang benar dan akrab dengan Allah SWT, dan dengan zakat orang membina kebersamaan yang didasarkan kepada kasih sayang di antara sesama manusia.

Di akhir surah Al-Bayyinah ditegaskan mengenai balasan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang beriman sebagai berita gembira dan ancaman bagi manusia. Orang-orang kafir, baik dari Ahli Kitab maupun musyrikin, akan masuk neraka Jahanam. Sebaliknya, orang-orang yang beribadah dan beramal saleh dengan kesadaran akan mendapatkan penghormatan tinggi, seperti yang dinyatakan dalam surah Al-Bayyinah ayat 8,

"Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka akan kekal di dalamnya selamanya, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads