- Sekilas tentang Surah Al-Fajr 1. Fajar sebagai Awal Hari 2. Waktu Shalat Subuh 3. Fajar Sepanjang Hari 4. Fajar pada Hari Raya Kurban 5. Fajar Awal Bulan Zulhijjah 6. Fajar Awal Bulan Muharram
- Bacaan Surah Al-Fajr
- Kandungan Surah Al-Fajr 1. Waktu Fajar dan Keistimewaannya 2. Sepuluh Malam yang Dimuliakan 3. Bilangan Ganjil dan Genap 4. Berakhirnya Waktu Malam 5. Kisah Kaum Terdahulu 6. Kemuliaan dan Kehinaan di Mata Allah SWT 7. Berhentinya Kecintaan pada Dunia 8. Jiwa yang Tenang
Surah Al-Fajr adalah surah ke-89 dalam Al-Quran, terdiri dari 30 ayat yang diturunkan di Makkah dan termasuk dari golongan surah Makkiyah.
Surah ini mengandung banyak pelajaran berharga, termasuk kisah umat-umat terdahulu seperti kaum 'Ad, Tsamud, dan Fir'aun, serta pengingat tentang kebangkitan dan hari kiamat. Dalam surah ini, Allah SWT mengingatkan manusia agar tidak terpedaya oleh kekayaan dunia dan pentingnya berbuat baik kepada sesama.
Bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam, artikel ini menyediakan bacaan lengkap Surah Al-Fajr dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya. Simaklah seluruh ayatnya untuk mendapatkan manfaat spiritual dari bacaan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekilas tentang Surah Al-Fajr
Surah Al-Fajr adalah salah satu surah Makkiyah yang diturunkan setelah Surah Al-Lail.
Berdasarkan Departemen Agama RI dalam buku Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya tulisan M. Khalilurrahman Al Mahfani, kata "fajr" dalam surah ini diartikan sebagai waktu fajar. Ini menandakan waktu tersebut sebagai salah satu momen istimewa yang menjadi saksi kebesaran Allah SWT.
Dalam beberapa tafsir, Allah SWT bersumpah atas waktu fajar untuk menunjukkan kekuatan serta keagungan-Nya, menjadikan surah ini penuh makna spiritual bagi umat Islam.
Surah ini telah lama menjadi objek kajian mendalam oleh para ulama tafsir. Abu Al-Farj Ibnu Al-Jauzi dalam kitab tafsirnya Zadul Masir fi 'Ilmi at Tafsir menyebutkan beberapa pendapat mengenai arti "fajar" yang terdapat dalam ayat-ayat surah ini.
1. Fajar sebagai Awal Hari
Menurut pandangan Ali RA, fajar diartikan sebagai awal hari, yaitu waktu Subuh. Pendapat ini juga didukung oleh riwayat dari Abu Shalih yang diteruskan oleh Ibnu Abbas, serta diperkuat oleh pandangan Ikrimah, Zaid bin Aslam, dan Al-Qurti.
2. Waktu Shalat Subuh
Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa fajar mengacu pada waktu Shalat Subuh, seperti yang diriwayatkan oleh 'Athiyah melalui Ibnu Abbas.
3. Fajar Sepanjang Hari
Fajar juga diibaratkan sebagai keseluruhan permulaan hari. Ini adalah pandangan yang dikemukakan oleh Abu Najr melalui Ibnu Abbas.
4. Fajar pada Hari Raya Kurban
Mujahid menafsirkan fajar dalam konteks khusus, yaitu sebagai fajar yang terjadi pada hari pelaksanaan ibadah kurban (Idul Adha).
5. Fajar Awal Bulan Zulhijjah
Ad-Dahhak menyatakan bahwa fajar ini merujuk pada awal bulan Zulhijjah, yang merupakan bulan suci dalam kalender Islam.
6. Fajar Awal Bulan Muharram
Menurut Qatadah, fajar tersebut adalah awal bulan Muharram, yang menandai dimulainya tahun baru dalam kalender Hijriah.
Dengan berbagai penafsiran ini, makna fajar dalam Surah Al-Fajr memiliki dimensi spiritual yang luas dan penting bagi umat Islam.
Bacaan Surah Al-Fajr
Setelah memahami latar belakang Surah Al-Fajr, penting untuk melanjutkan dengan mempelajari bacaan dari setiap ayatnya. Dalam bagian ini, kami akan memberikan teks lengkap Surah Al-Fajr dalam bahasa Arab, latin, serta terjemahannya.
ÙÙØ§ÙÙÙÙØ¬ÙرÙÛ
Latinnya: Wal Fajr(i).
1. Artinya: "Demi waktu fajar"
ÙÙÙÙÙÙØ§ÙÙ Ø¹ÙØŽÙرÙÛ
Latinnya: Wa layÄlin 'asyr(in).
2. Artinya: "Demi malam yang sepuluh"
ÙÙØ§ÙØŽÙÙÙÙØ¹Ù ÙÙØ§ÙÙÙÙØªÙرÙÛ
Latinnya: Wasy-syaf'i wal-watr(i).
3. Artinya: "Demi yang genap dan yang ganjil"
ÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ø¥ÙØ°Ùا ÙÙØ³ÙرÙÛ
Latinnya: Wal-laili iÅŒÄ yasr(i).
4. Artinya: "Demi malam apabila berlalu"
ÙÙÙÙ ÙÙ٠ذÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙ
Ù ÙÙÙØ°ÙÙ ØÙØ¬ÙØ±ÙÛ
Latinnya: Hal fÄ« ÅŒÄlika qasamul liŌī ឥijr(in).
5. Artinya: "Apakah pada yang demikian itu terdapat sumpah yang dapat diterima oleh orang yang berakal?"
Ø£ÙÙÙÙ
Ù ØªÙØ±Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¹ÙÙÙ Ø±ÙØšÙÙÙÙ ØšÙØ¹ÙادÙÛ
Latinnya: Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi'Äd(in).
6. Artinya: "Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad"
Ø¥ÙØ±ÙÙ
Ù Ø°ÙØ§ØªÙ اÙÙØ¹ÙÙ
ÙØ§Ø¯ÙÛ
Latinnya: Irama ÅŒÄtil-'imÄd(i).
7. Artinya: "(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi"
اÙÙÙØªÙÙ ÙÙÙ
Ù ÙÙØ®ÙÙÙÙÙ Ù
ÙØ«ÙÙÙÙÙØ§ ÙÙ٠اÙÙØšÙÙÙØ§Ø¯ÙÛ
Latinnya: AllatÄ« lam yukhlaq miṡluhÄ fil-bilÄd(i).
8. Artinya: "Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain"
ÙÙØ«ÙÙ
ÙÙØ¯Ù اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ø¬ÙØ§ØšÙÙØ§ Ø§ÙØµÙÙØ®ÙØ±Ù ØšÙØ§ÙÙÙÙØ§Ø¯ÙÛ
Latinnya: Wa ṡamÅ«dal-laŌīna jÄbuá¹£-á¹£akhra bil-wÄd(i).
9. Artinya: "Dan kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah"
ÙÙÙÙØ±ÙعÙÙÙÙ٠ذÙ٠اÙÙØ£ÙÙÙØªÙادÙÛ
Latinnya: Wa fir'auna ÅŒil-autÄd(i).
10. Artinya: "Dan Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)"
اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ø·ÙØºÙÙÙØ§ ÙÙ٠اÙÙØšÙÙÙØ§Ø¯ÙÛ
Latinnya: AllaŌīna á¹agau fil-bilÄd(i).
11. Artinya: "Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri"
ÙÙØ£ÙÙÙØ«ÙرÙÙØ§ ÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙØ³ÙادÙÛ
Latinnya: Fa akṡarÅ« fÄ«hal-fasÄd(a).
12. Artinya: "Lalu mereka banyak berbuat kerusakan di dalamnya"
ÙÙØµÙØšÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙÙ
Ù Ø±ÙØšÙÙÙ٠سÙÙÙØ·Ù Ø¹ÙØ°ÙاؚÙÛ
Latinnya: Fa á¹£abba 'alaihim rabbuka sauá¹a 'aÅŒÄb(in).
13. Artinya: "Maka Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka"
Ø¥ÙÙÙÙ Ø±ÙØšÙÙÙÙ ÙÙØšÙاÙÙÙ
ÙØ±ÙØµÙØ§Ø¯ÙÛ
Latinnya: Inna rabbaka labil-mirá¹£Äd(i).
14. Artinya: "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi"
ÙÙØ£ÙÙ
ÙÙØ§ اÙÙØ¥ÙÙØ³ÙاÙÙ Ø¥ÙØ°Ùا Ù
ÙØ§ Ø§ØšÙØªÙÙÙØ§ÙÙ Ø±ÙØšÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙØ±ÙÙ
ÙÙÙ ÙÙÙÙØ¹ÙÙÙ
ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØšÙÙ٠أÙÙÙØ±ÙÙ
ÙÙÙÛ
Latinnya: Fa ammal-insÄnu iÅŒÄ mabtalÄhu rabbuhÅ« fa akramahÅ« wa na''amah(Å«) fa yaqÅ«lu rabbÄ« akraman(i).
15. Artinya: "Adapun manusia apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, 'Tuhanku telah memuliakanku.'"
ÙÙØ£ÙÙ
ÙÙØ§ Ø¥ÙØ°Ùا Ù
ÙØ§ Ø§ØšÙØªÙÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙØ¯Ùر٠عÙÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØ²ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ø±ÙØšÙÙ٠أÙÙÙØ§ÙÙÙÙÛ
Latinnya: Wa ammÄ iÅŒÄ mabtalÄhu fa qadara 'alaihi rizqah(Å«) fa yaqÅ«lu rabbÄ« ahÄnan(i).
16. Artinya: "Sementara apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, dia berkata, 'Tuhanku telah menghinaku.'"
ÙÙÙÙÙØ§ ØšÙÙ ÙÙÙØ§ تÙÙÙØ±ÙÙ
ÙÙÙ٠اÙÙÙÙØªÙÙÙ
ÙÛ
Latinnya: KallÄ bal lÄ tukrimÅ«nal-yatÄ«m(a).
17. Artinya: "Sekali-kali tidak! Sebaliknya kamu tidak memuliakan anak yatim"
ÙÙÙÙØ§ ØªÙØÙØ§Ø¶ÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙ° Ø·ÙØ¹ÙاÙ
٠اÙÙÙ
ÙØ³ÙÙÙÙÙÙÛ
Latinnya: Wa lÄ taឥÄážážÅ«na 'alÄ á¹a'Ämil-miskÄ«n(i).
18. Artinya: "Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin"
ÙÙØªÙØ£ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙØ±Ùاث٠أÙÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙ
ÙÙØ§Û
Latinnya: Wa ta'kulÅ«nat-turÄṡa aklal lammÄ(n).
19. Artinya: "Dan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram)"
ÙÙØªÙØÙØšÙÙÙÙ٠اÙÙÙ
ÙØ§ÙÙ ØÙØšÙÙØ§ جÙÙ
ÙÙØ§Û
Latinnya: Wa tuឥibbÅ«nal-mÄla ឥubban jammÄ(n).
20. Artinya: "Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan"
ÙÙÙÙÙØ§Ù Ø¥ÙØ°Ùا دÙÙÙÙØªÙ اÙÙØ£ÙØ±ÙØ¶Ù دÙÙÙÙØ§ دÙÙÙÙØ§Û
Latinnya: KallÄ iÅŒÄ dukkatil-arážu dakkan dakkÄ(n).
21. Artinya: "Jangan sekali-kali begitu! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan)"
ÙÙØ¬ÙØ§ÙØ¡Ù Ø±ÙØšÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙÙ
ÙÙÙÙ٠صÙÙÙÙØ§ صÙÙÙÙØ§Û
Latinnya: Wa jÄ'a rabbuka wal-malaku á¹£affan á¹£affÄ(n).
22. Artinya: "Dan Tuhanmu datang, begitu pula para malaikat berbaris-baris"
ÙÙØ¬ÙاۀÙÙØ¡Ù ÙÙÙÙÙ
ÙÙÙÙØ°ÙÛ¢ ØšÙØ¬ÙÙÙÙÙÙÙ
ÙÛ ÙÙÙÙÙ
ÙÙÙÙØ°Ù ÙÙÙØªÙذÙÙÙÙØ±Ù اÙÙØ¥ÙÙØ³ÙاÙÙ ÙÙØ£ÙÙÙÙ°Ù ÙÙÙÙ Ø§ÙØ°ÙÙÙÙØ±Ù°ÙÛ
Latinnya: Wa jÄ«'a yauma'iÅŒim bijahannam(a) yauma'iÅŒiy yataÅŒakkarul-insÄnu wa annÄ lahuÅŒ-ÅŒikrÄ.
23. Artinya: "Dan pada hari itu neraka Jahanam didatangkan, pada hari itu manusia teringat, tetapi apa gunanya mengingat itu bagi dirinya?"
ÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ°ÙÙÙÙØªÙÙÙÙÙ ÙÙØ¯ÙÙÙ
ÙØªÙ ÙÙØÙÙÙØ§ØªÙÙÙÛ
Latinnya: YaqÅ«lu yÄ laitanÄ« qaddamtu liឥayÄtÄ«.
24. Artinya: "Dia berkata, 'Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!'"
ÙÙÙÙÙÙÙ
ÙÙÙÙØ°Ù ÙÙÙØ§ ÙÙØ¹ÙذÙÙØšÙ Ø¹ÙØ°ÙاؚÙÙÙÙ Ø£ÙØÙØ¯ÙÛ
Latinnya: Fa yauma'iÅŒil lÄ yu'aŌŌibu 'aÅŒÄbahÅ« aឥad(un).
25. Artinya: "Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mampu mengazab seperti azab-Nya"
ÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙØ«ÙÙÙ ÙÙØ«ÙاÙÙÙÙÙ Ø£ÙØÙØ¯ÙÛ
Latinnya: Wa lÄ yūṡiqu waṡÄqahÅ« aឥad(un).
26. Artinya: "Dan tidak ada seorang pun yang mampu mengikat sekuat ikatan-Nya"
ÙÙ°ÙØ£ÙÙÙÙØªÙÙÙØ§ اÙÙÙÙÙÙØ³Ù اÙÙÙ
ÙØ·ÙÙ
ÙÙÙÙÙÙÙØ©ÙÛ
Latinnya: YÄ ayyatuhan-nafsul-muá¹ma'innah(tu).
27. Artinya: "Wahai jiwa yang tenang"
Ø§Ø±ÙØ¬ÙعÙÙÙ٠إÙÙÙ°Ù Ø±ÙØšÙÙÙÙ Ø±ÙØ§Ø¶ÙÙÙØ©Ù Ù
ÙÙØ±ÙضÙÙÙÙØ©ÙÛ
Latinnya: Irji'Ä« ilÄ rabbiki rÄážiyatam marážiyyah(tan).
28. Artinya: "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya"
ÙÙØ§Ø¯ÙØ®ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø¹ÙØšÙ°Ø¯ÙÙÙÛ
Latinnya: Fadkhuli fÄ« 'ibÄdÄ«.
29. Artinya: "Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku"
ÙÙØ§Ø¯ÙØ®ÙÙÙÙ٠جÙÙÙÙØªÙÙÙ
Latinnya: Wadkhulī jannatī.
30. Artinya: "Dan masuklah ke dalam surga-Ku!"
Kandungan Surah Al-Fajr
Setelah memahami latar belakang dan bacaan dari Surah Al-Fajr, penting untuk mendalami kandungan makna yang terdapat dalam setiap ayatnya.
Mari kita telaah lebih lanjut tentang berbagai pesan mendalam yang diungkapkan dalam surah ini, mulai dari peringatan Allah SWT hingga gambaran akhirat yang jelas yang sudah kami rangkum dari tulisan Saiful Bahri dalam bukunya Tadabur Juz Amma.
1. Waktu Fajar dan Keistimewaannya
Allah SWT memulai surah ini dengan bersumpah atas fajar, yang merupakan waktu penuh keberkahan dan dimuliakan.
2. Sepuluh Malam yang Dimuliakan
Sepuluh malam yang disebut dalam surah ini menjadi tanda bahwa ada malam-malam tertentu yang diistimewakan dan dimuliakan oleh Allah SWT.
3. Bilangan Ganjil dan Genap
Allah SWT juga menyebut bilangan ganjil dan genap, yang sering diartikan sebagai pasangan dalam kehidupan ini. Semua ciptaan-Nya berpasangan, dan ini menjadi tanda kebesaran Allah SWT yang menciptakan alam semesta secara seimbang.
4. Berakhirnya Waktu Malam
Waktu malam yang berlalu menjadi peringatan bagi manusia tentang betapa singkatnya waktu yang dimiliki dan tiada kekekalan dalam kehidupan dunia. Setiap malam yang berlalu mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum waktu berakhir.
5. Kisah Kaum Terdahulu
Surah ini juga mengisahkan tentang kaum 'Ad dan Iram, sebuah bangsa yang sombong dan ingkar pada risalah Allah SWT.
Mereka dikenal karena kemajuan peradabannya yang luar biasa, tetapi kekuatan fisik dan kemegahan bangunan mereka tak berarti apa-apa ketika mereka menolak ajaran Allah SWT. Akibatnya, Allah SWT menghancurkan mereka sebagai pelajaran bagi umat manusia.
6. Kemuliaan dan Kehinaan di Mata Allah SWT
Surah ini menekankan bahwa kemuliaan dan kehinaan seseorang tidak diukur dari materi atau kekayaan yang dimiliki. Ujian Allah SWT datang dalam berbagai bentuk, baik berupa kesenangan maupun kesulitan, dan keduanya harus disikapi dengan rasa syukur.
Manusia sering kali salah memahami ujian ini, menganggap kesenangan sebagai tanda kemuliaan dan kesulitan sebagai tanda kehinaan, padahal keduanya adalah bentuk ujian dari Allah SWT.
7. Berhentinya Kecintaan pada Dunia
Surah ini juga mengingatkan bahwa pada hari kiamat, dunia yang begitu dicintai oleh manusia akan diguncang.
Pada saat itu, segala kecintaan pada harta dan duniawi akan berhenti karena manusia akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT dan di saat itulah para manusia tersadar akan kesalahannya dan baru menyesal.
8. Jiwa yang Tenang
Di akhir surah, Allah SWT menyeru jiwa-jiwa yang tenang untuk kembali kepada-Nya dengan hati yang puas. Orang-orang yang beriman akan dipanggil dengan penuh kelembutan untuk masuk ke dalam surga sebagai balasan atas keimanan dan kesabaran mereka selama di dunia.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji