Surat An-Naas menjelaskan tentang manusia dan godaan setan. Melalui penafsiran ulama, bisa dijelaskan isi kandungan dan pesan yang disampaikan dalam surat ini.
Berikut ini pembahasan selengkapnya mengenai tafsir surat An-Nas, surat terakhir dalam Al-Qur'an.
Makna Diturunkannya Surat An-Nas
Surat An-Naas merupakan surat ke-114 dalam mushaf Al-Qur'an. Surat ini tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di Makkah. An-Naas terdiri dari 6 ayat dan memiliki arti 'manusia.'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku Anwarul Qur'an Tafsir, Terjemah, Inggris, Arab, Latin: Juz 'Amma yang disusun oleh Dr Basharat Ahmad, dijelaskan An-Naas yang artinya manusia mengisyaratkan adanya kenyataan bahwa Al-Qur'an diturunkan untuk menyempurnakan umat manusia.
Nama An-Naas diambil dari ayat pertama surat ini, yang menerangkan bahwa Allah SWT itu Rabb-nya manusia (yaitu, Yang memelihara hingga sempurna), Raja-nya manusia (yaitu, Yang mengendalikan perkaranya) dan Ilah-nya manusia (yaitu Yang menguasai hatinya.)
Bacaan Surat An-Naas
Berikut bacaan lengkap surat An-Nas dalam tulisan Arab, latin dan artinya:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: qul a'ụżu birabbin-nās
1. Artinya: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
malikin-nās
2. Artinya: Raja manusia.
إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
ilāhin-nās
3. Artinya: Sembahan manusia.
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
min syarril-waswāsil-khannās
4. Artinya: Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
5. Artinya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
minal-jinnati wan-nās
6. Artinya: dari (golongan) jin dan manusia.
Tafsir Surat An-Naas
Merujuk buku Tafsir Surah An-Naas karya Ibnu Katsir, ketiga ayat pertama surat An-Naas merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah SWT yaitu sifat Rububiyah (Tuhan), sifat Al-Mulk (Raja), dan sifat Uluhiyyah (Yang disembah).
Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya, dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya.
Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia.
Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mempunyai qarin (pendamping) dari kalangan setan yang menghiasi perbuatan-perbuatan fahisyah hingga kelihatan bagus olehnya.
Ibnu Katsir juga menjelaskan, setan tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkan manusia melalui bisikan dan godaannya.
Masih merujuk buku karya Dr Basharat Ahmad, kata khannas dalam ayat ke-3 surat An-Naas merujuk pada setan. Orang-orang yang disebut "khannas" dalam Al-Qur'an ada dua macam, yang pertama yakni jenis yang bertindak diam-diam seperti jin dan menciptakan keraguan serta kecurigaan dalam hati manusia.
Sementara jenis yang kedua adalah orang-orang yang mendorong orang lain untuk berbuat jahat dan orang-orang semacam itu juga disebut "khannas" atau "sayatin".
Kalimat "shudurin-nas" dalam ayat ke-4 menunjukkan orang-orang tulus yang digoda setan untuk menciptakan keraguan dan buruk sangka, serta karenanya mencoba menjadikan manusia menyimpang dari jalan yang lurus.
Dan kalimat "minal-jinnati wan-nas" ditujukan kepada orang-orang yang berpikiran jahat yang memperlemah keputusan orang-orang lain yang ingin melangkah ke jalan yang benar.
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza