


Surat An-Nas adalah surat urutan ke 114 dalam Al Quran. Berisikan 6 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah.
Surat An Nas adalah surat ke-114 dalam Al-Quran sekaligus menjadi surat terakhir. Surat ini memiliki 6 ayat dan termasuk kelompok surat mu'awwidzatain.
Al Mu'awwidzatain sendiri diambil dari awalan kedua surah yang sama-sama menggunakan kata A'uzu (aku berlindung).
Asbabnun nuzul Surat An-Nas dimulai ketika Nabi Muhammad SAW mengalami sakit yang cukup parah sampai Allah SWT mengutus dua malaikat untuk mengjenguknya.
Salah satu malaikat duduk di sebelah kepala Nabi Muhammad SAW. Sedangkan malaikat lainnya duduk di bagian sebelah kaki Nabi Muhammad SAW.
Malaikat yang berada di sebelah kaki lalu bertanya kepada malaikat yang ada di sebelah kepala, "Apa yang terjadi padanya?" Malaikat di sebelah kepala pun menjawab, "Disihir orang."
Malaikat pada sebelah kaki bertanya kembali, "Siapa yang menyihir?"
"Labid Ibn Al A'sham, orang Yahudi," jawab malaikat lainnya.
Kemudian malaikat di sebelah kaki bertanya lagi, "Dimana diletakkan (sihirnya itu)?"
Malaikat di sebelah kepala menjawab, "Di sebuah sumur milik si fulan, pada bagian bawah batu. Hendaklah Muhammad pergi ke sumur tersebut, keringkanlah airnya, lalu angkat batunya. Terdapat sebuah kotak yang berada di bawahnya dan bakarlah kotak itu."
Pagi harinya, Nabi Muhammad SAW mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Sesampainya di sana, mereka melihat sumur itu berwarna merah kecoklatan seperti air pacar atau inai.
Mereka menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalamnya, dan membakarnya. Ternyata di dalamnya terdapat seutas tali yang memiliki 11 simpul.
Kemudian Allah SWT menurunkan surat Al Falaq dan An Nas. Setiap kali Rasulullah SAW membaca satu ayat maka terurailah 1 simpul. Kedua surat pendek itu kemudian disebut sebagai Al Mu'awwidzatain karena telah mampu mengobati penyakit akibat sihir pada Nabi Muhammad SAW.
Surat An Nas membicarakan tentang tiga sifat Allah, yaitu rububiyyah, raja, dan ilahiyyah. Yang mana Allah adalah pemelihara segala sesuatu, sekaligus sebagai raja dan yang disembah.
"Bacalah 'Qul huwallaahu ahad' (Al-Ikhlash ) dan Al-Mu'awwidzatain (An-Naas dan Al-Falaq ) di sore hari dan pagi hari sebanyak 3 kali, niscaya engkau akan terjaga dari segala sesuatu (keburukan). "(HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i dari 'Abdullah bin Khubaib)
Surat An Nas juga dapat memberi manfaat sebagai obat ketika sakit. Imam Malik meriwayatkan dari Aisyah RA bahwasanya:
"Jika Rasulullah merasa sakit, maka beliau membacakan untuk dirinya Al-Mu'awwidzatain dan meniupkan. Dan ketika rasa sakitnya semakin parah, maka aku yang membacakan kepada beliau Al-Mu'awwidzatain, lalu aku mengusapkan tangan beliau kepadanya dengan mengharapkan berkahnya." (HR Bukhari, Muslim, & Abu Dawud).
Dalam hadits dari Uqbah bin Amir RA mengumumkan bahwa Rasulullah pernah bersabda kepadanya:
"Wahai Uqbah, maukah kuberitahukan kepadamu sebaik-baik surat yang dibaca? Yaitu Qul a'uudzubi rabbil falaq (yaitu surah Al-Falaq) dan Qul a'uudzubi rabbinnaas (yaitu surah An-Nas). Wahai Uqbah, bacalah keduanya setiap kali engkau akan tidur dan setiap engkau bangun. Tidaklah seseorang meminta dan tidaklah seseorang berlindung dengan surah seperti itu (melainkan dilindungi oleh Allah)". (HR Hakim)