7 Potret Guru di Sulawesi Arungi Lautan Demi Mengajar

Maryam perlu melalui perjalanan yang tidak biasa demi mengajar. Ia harus menyeberang ke Pulau Battoa untuk mengajar olahraga bagi siswa kelas 1-3 SMP. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Sebelum menaiki perahu, Maryam mengendarai motor sejauh 10 km. Barulah ia melanjutkan perjalanan dengan perahu selama 15 sampai 20 menit.

"Perjalanan ke sekolah membutuhkan pertama naik motor, kedua menggunakan perahu, dan yang ketiga berjalan kaki," jelasnya pada detikEdu, Sabtu (26/11/2022). 

(Foto: Dok. Andi Maryam)
Maryam tidak sendirian, beberapa guru dan siswa yang tinggal di luar Pulau Battoa juga menggunakan perahu sebagai transportasi. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Terkadang Maryam dan penumpang lainnya berhadapan dengan ombak tinggi di lautan. Ia harus berputar di tengah laut sebelum ombak mereda.

"Ketika ombak tinggi kami di atas perahu was-was takut kalau perahunya terbalik dan ketika angin kencang perahu susah merapat ke dermaga. Jadi kita berputar-putar dulu di tengah laut," terangnya.

(Foto: Dok Andi Maryam)
Sebelumnya, Maryam bekerja di sekolah yang hanya berjarak 300 meter dari rumahnya. Kini ia mengajar di pulau dan hal tersebut merupakan tantangan baginya. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Menurutnya, kebutuhan buku dan metode pembelajaran di pulau dan kota juga tidak berbeda jauh. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Maryam berpesan kepada guru-guru yang melalui perjalanan serupa dengannya agar tetap semangat dan ikhlas. Menurutnya, jika dijalani dengan dua hal tersebut maka perjalanan akan terasa indah. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Maryam perlu melalui perjalanan yang tidak biasa demi mengajar. Ia harus menyeberang ke Pulau Battoa untuk mengajar olahraga bagi siswa kelas 1-3 SMP. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Sebelum menaiki perahu, Maryam mengendarai motor sejauh 10 km. Barulah ia melanjutkan perjalanan dengan perahu selama 15 sampai 20 menit.Perjalanan ke sekolah membutuhkan pertama naik motor, kedua menggunakan perahu, dan yang ketiga berjalan kaki, jelasnya pada detikEdu, Sabtu (26/11/2022). (Foto: Dok. Andi Maryam)
Maryam tidak sendirian, beberapa guru dan siswa yang tinggal di luar Pulau Battoa juga menggunakan perahu sebagai transportasi. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Terkadang Maryam dan penumpang lainnya berhadapan dengan ombak tinggi di lautan. Ia harus berputar di tengah laut sebelum ombak mereda.Ketika ombak tinggi kami di atas perahu was-was takut kalau perahunya terbalik dan ketika angin kencang perahu susah merapat ke dermaga. Jadi kita berputar-putar dulu di tengah laut, terangnya.(Foto: Dok Andi Maryam)
Sebelumnya, Maryam bekerja di sekolah yang hanya berjarak 300 meter dari rumahnya. Kini ia mengajar di pulau dan hal tersebut merupakan tantangan baginya. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Menurutnya, kebutuhan buku dan metode pembelajaran di pulau dan kota juga tidak berbeda jauh. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Maryam berpesan kepada guru-guru yang melalui perjalanan serupa dengannya agar tetap semangat dan ikhlas. Menurutnya, jika dijalani dengan dua hal tersebut maka perjalanan akan terasa indah. (Foto: Dok. Andi Maryam)